umrah expo

AI-Based Career Readiness Model Dikembangkan untuk Siapkan Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja Dinamis

AI-Based Career Readiness Model Dikembangkan untuk Siapkan Mahasiswa Hadapi Dunia Kerja Dinamis

Tim peneliti dari Unitomo Surabaya dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar diskusi di Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS) BRIN Bandung, 23 Oktober 2025. --

MEMORANDUM.CO.ID - Tim peneliti dari Unitomo Surabaya dan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar diskusi di Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS) BRIN Bandung, 23 Oktober 2025.

Mereka membahas pengembangan AI-Based Career Readiness Model yang bertujuan menyiapkan mahasiswa Indonesia lebih siap menghadapi dunia kerja yang dinamis.

Dalam proyek ini, teknologi machine learning dan natural language processing digunakan untuk menganalisis CV dan video perkenalan mahasiswa, lalu mencocokkan kompetensi mereka dengan kebutuhan industri.

BACA JUGA:Menko PM Apresiasi Fasilitas Sekolah Rakyat Unesa dan Dorong Kampus Lain Lakukan Hal Serupa

BACA JUGA:Unitomo Deklarasi Kampus Bebas Rokok, Siapkan Sanksi hingga Tim Yustisi

“AI bukan sekadar alat pintar, tapi jendela baru untuk melihat realitas sosial. Dengan data yang tepat, kita bisa mengambil keputusan yang lebih manusiawi,” ujar Kepala Pusat Riset BRIN, Dr. Anto Satriyo Nugroho.

Dr. Meithiana Indrasari, Ketua Tim Peneliti RIIM–Kompetisi 2025, menegaskan peran manusia dalam penggunaan AI. “Riset ini bukan sekadar laporan akademik. Kami ingin membangun ekosistem yang hidup, yang menumbuhkan manusia, bukan mesin. AI boleh menghitung, tapi manusia tetap yang memutuskan,” ujarnya.

Sistem ini dirancang agar universitas dapat menyesuaikan kurikulum berdasarkan data yang dihasilkan, tanpa menggantikan peran dosen. “AI akan memberi skor kesesuaian antara lulusan dengan kebutuhan industri, jadi dosen bisa membuat keputusan yang lebih tepat,” ungkap salah satu peneliti BRIN.

Proyek yang berjalan selama tiga tahun ini mendapatkan pendanaan dari program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) BRIN. Selain fokus pada kesiapan karier, penelitian ini juga menyoroti pengembangan keamanan siber dan Career Development Center berbasis AI.

Dr. Eko Pamuji dari Unesa menambahkan, “Kolaborasi antar institusi sangat penting untuk menciptakan solusi komprehensif yang sesuai dengan tantangan zaman.” Sementara Alda Raharja dari Unitomo menekankan pentingnya empati dalam pengembangan teknologi pendidikan.

Diskusi berakhir dengan optimisme bahwa AI dapat menjadi alat bantu yang efektif. “Teknologi boleh cepat, tapi nurani tetap di tangan manusia,” tutup Dr. Meithiana. (gus)

Sumber: