umrah expo

Krisis! Bendungan Dawuhan Mengering, Petani Terdampak

Krisis! Bendungan Dawuhan Mengering, Petani Terdampak

Kondisi Bendungan Dawuhan di Desa Plumpungrejo Wonoasri yang mengalami penyusutan air di musim kemarau. --

MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Puncak musim kemarau membawa ancaman serius bagi ketahanan pangan di Kabupaten Madiun.

Bendungan Dawuhan, yang menjadi urat nadi pengairan bagi ribuan hektar sawah, kini dalam kondisi kritis. Volume air di Bendungan ini telah menyusut drastis, hanya tersisa sekitar 400 ribu meter kubik, jauh di bawah kapasitas normalnya yang mencapai 3,9 juta meter kubik.

BACA JUGA:Ngawi Krisis Air, 12 Juta Liter Kurang per Hari


Mini Kidi--

Petugas Operasi Bendungan Dawuhan, Agung Wirasat, mengungkapkan bahwa meskipun air terus menipis, pintu bendungan masih dibuka untuk memenuhi kebutuhan petani di musim tanam ketiga. Namun, kondisi ini tidak akan bertahan lama.

"Pintu air akan ditutup begitu debit air mencapai 200 ribu meter kubik," ujar Agung.

BACA JUGA:Ribuan Anak Yatim di Gaza Terancam Kelaparan, Teman Baik Salurkan Paket Makanan di Tengah Krisis

Kekeringan ini tak hanya mengancam, tetapi juga telah menimbulkan masalah nyata bagi petani di ujung saluran irigasi. Agung mengakui bahwa pasokan air sulit menjangkau wilayah tersebut akibat kerusakan dan kebocoran di banyak titik saluran.

Akibatnya, 1.273 hektar sawah yang seharusnya terairi di tiga kecamatan—Wonoasri, Balerejo, dan Madiun—terancam gagal panen.

BACA JUGA:Krisis BBM Mengintai Jember, Kapolres Ambil Langkah Strategis

Petani kini harus berhadapan dengan situasi sulit. Penurunan debit air yang signifikan, ditambah dengan buruknya kondisi irigasi, membuat masa depan pertanian di wilayah ini menjadi tidak menentu.

Jika hujan tak kunjung turun, kekeringan ini dipastikan akan menambah beban berat bagi para petani dan mengancam produksi pangan lokal.(dif/jur).

Sumber:

Berita Terkait