Kota Madiun Deflasi Dua Bulan, Biang Keroknya Diskon Tarif Listrik

Kota Madiun Deflasi Dua Bulan, Biang Keroknya Diskon Tarif Listrik

Petugas pencatat meter listrik PLN saat mengecek penggunaan daya listrik di rumah pelanggan.--

MADIUN, MEMORANDUM.CO.ID - Memasuki awal tahun 2025, kondisi ekonomi di Kota Madiun mengalami deflasi cukup dalam. Itu setelah, selama dua bulan berturut-turut indeks harga konsumen (IHK) memerah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun, di bulan Januari Kota Madiun mengalami deflasi sebesar 0,31 persen. Kondisi itu meningkat lagi hingga 0,78 persen di bulan Februari.

BACA JUGA:BPS Klaim Angka Kemiskinan di Kabupaten Madiun Turun


Mini Kidi-- 

Kepala BPS Kota Madiun, Abdul Azis mengatakan, peristiwa deflasi tersebut disebabkan adanya kebijakan pemerintah tentang diskon listrik. Dimana, sesuai Keputusan Menteri ESDM nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024, bagi pelanggan rumah tangga PT PLN dengan daya 450-2.200 VA bakal dikenai diskon sebanyak 50 persen.

“Kebijakan itu berlaku pada bulan Januari dan Februari tahun 2025,” katanya, Kamis 13 Maret 2025.

Buktinya, sambung Azis, kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga menjadi kelompok yang mendominasi terjadinya deflasi. Bahkan, mempunyai andil dalam inflasi bulan Februari sebesar 0,74 persen.

BACA JUGA:Inilah 5 Daftar Kecamatan di Kabupaten Madiun dengan Wilayah Terluas Menurut BPS Madiun

“Menurut komoditas, deflasi bulanan disebabkan oleh turunnya tarif listrik,” sambungnya.

Meski hanya berlaku di dua bulan pertama, menurut Azis, kebijakan tersebut masih berpotensi menjadi puncak komoditas penyumbang deflasi. Pasalnya, pelanggan listrik dibagi menjadi dua. Yakni, pelanggan pra-bayar alias token dan pasca-bayar. 

“Kalau yang pasca-bayar berpotensi pengaruh di bulan Februari dan Maret. Karena, mereka membayarnya listrik di bulan berikutnya,” jelasnya.

BACA JUGA:Data Tingkat Pengangguran Terbuka Njomplang, BPS Kota Madiun Akan Hitung Ulang Perbedaan Angka

Dengan demikian, Azis memprediksi, besar kemungkinan di bulan Maret 2025 akan menjadi kali ketiga berturut-turut terjadinya deflasi di Kota Pendekar.

“Masih sangat berpotensi terjadi deflasi,” ucapnya.

Sumber: