Harlah Ke-75 Tahun, Fatayat Lumajang Teguhkan Perempuan sebagai Pilar Peradaban
Bupati Lumajang Hadiri Harlah Ke-75 di Alun-Alun Lumajang--
LUMAJANG, MEMORANDUM.CO.ID - Perempuan yang berdaya akan melahirkan keluarga yang kuat. Dari sanalah fondasi peradaban daerah maupun bangsa dibangun. Pesan ini menjadi inti sambutan Bupati LUMAJANG, Indah Amperawati, dalam peringatan Hari Lahir ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), Sabtu 26 Juli 2025 di Alun-Alun Kabupaten LUMAJANG.
Pernyataan tersebut tidak hanya menjadi penegasan, tapi juga panggilan moral bahwa penguatan kapasitas perempuan, khususnya generasi muda harus menjadi agenda strategis dalam pembangunan daerah.
BACA JUGA:Bupati Bojonegoro Hadiri Konfercab XI Fatayat NU, Dorong Perempuan Jadi Pilar Perubahan Sosial

Mini Kidi--
“Fatayat NU adalah kekuatan sunyi yang membentuk masa depan dari balik peran domestik dan sosial. Perempuan yang tumbuh dengan daya, ilmu, dan nilai akan melahirkan generasi yang tangguh dan bermartabat,” ujar Bunda Indah, sapaan akrabnya, saat membuka kegiatan jalan sehat peringatan Harlah Fatayat NU ke-75.
Mengangkat tema “Organisasi Digdaya: Perempuan Berdaya dan Berkarya”, Harlah ini menjadi refleksi dan afirmasi bahwa perempuan bukan pelengkap, melainkan aktor penting dalam transformasi sosial. Kegiatan jalan sehat yang melibatkan ratusan peserta pun berlangsung semarak, penuh semangat dan kebersamaan.
BACA JUGA:Fatayat NU Kedungkandang Kota Malang Dukung Penuh Abah Anton
Bunda Indah juga menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus mendukung program-program pemberdayaan perempuan yang dicanangkan Fatayat NU, khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi produktif, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan.
“Fatayat telah menunjukkan bagaimana perempuan mampu menjadi penjaga nilai, pendidik keluarga, sekaligus agen perubahan sosial di tengah masyarakat,” tambahnya.
BACA JUGA:Ini Pesan Khofifah saat Bersama Gus Reza Lirboyo di Muludan Muslimat-Fatayat Bangkalan
Fatayat NU selama ini dikenal aktif dalam membangun ruang-ruang kolaborasi dan pelatihan berbasis komunitas perempuan. Di usia 75 tahun, organisasi ini semakin matang dan terbuka terhadap dinamika zaman, tanpa kehilangan jati dirinya sebagai bagian dari tradisi keagamaan dan kebangsaan.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga momentum untuk memperkuat visi bersama: bahwa kemajuan bangsa dimulai dari rumah tangga yang kokoh, dari ibu-ibu yang tercerahkan, dan dari organisasi yang berkomitmen pada nilai.
Antusiasme peserta jalan sehat mencerminkan optimisme dan solidaritas kader Fatayat. Semangat mereka adalah gambaran wajah masa depan perempuan Indonesia yang tidak hanya bertahan, tapi mampu memimpin perubahan.
Sumber:



