Resah Oleh Ulah Oknum Wartawan dan LSM, Kades se-Kecamatan di Jombang Melawan
Jajaran Kepala Desa se-Kecamatan Kabuh saat membuat pernyataan bersama.(Hermawan S.)--
JOMBANG, MEMORANDUM.CO.ID - Diresahkan oleh oknum wartawan serta lembaga swadaya masyarakat (LSM), Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan Kabuh sepakat untuk membuat pernyataan bersama, Jum'at 11 April 2025.
"Hari ini teman-teman sepakat untuk membuat pernyataan bersamabersama untuk menjaga kamtibmas. Sikap ini kami ambil, lantaran ulah sejumlah media dan LSM yang terus meresahkan," papar Jamilun, Kepala Desa Manduro, Kecamatan Kabuh.
BACA JUGA:Satreskrim Polres Bojonegoro Tetapkan 2 Oknum Wartawan Jadi Tersangka, Diduga Lakukan Pemerasan

Mini Kidi--
Diakui olehnya, akibat ulah sejumlah oknum yang belakangan diketahui berasal dari luar Jombang tersebut. Mulai memunculkan kegeraman di kalangan masyarakat. "Akibat ulah mereka, elemen masyarakat di Kecamatan Kabuh mulai bergejolak. Puncaknya hari ini, mereka berkumpul karena ada salah satu rekan kades yang mau didatangi," ungkapnya.
Tidak ditampik oleh Kades Manduro, bahwa dalam menjalankan aksinya oknum dimaksud mempermasalahkan adanya dugaan penyelewengan proyek di desa. "Persoalan yang dijadikan acuan untuk mendatangi kades selalu terkait dugaan penyelewengan proyek di desa. Padahal dapat kami sampaikan jika semua realisasi program dipastikan sesuai dengan ketentuan," tuturnya.
Keyakinan tadi bukan tanpa sebab, di setiap realisasi pekerjaan di desa. Baik kades maupun tim pengelola kegiatan (TPK) selalu mengacu pada rencana anggaran biaya (RAB). Dimana RAB yang menjadi acuan pekerjaan sudah melalui tahapan verifikasi. "Teman-teman kepala desa serta TPK selalu mengacu pada RAB yang sudah melalui tahapan verifikasi. Demikian pula ketika pekerjaan rampung, ada tim pemeriksa salah satunya Inspektorat," ujarnya menambahkan.
Dengan dalih tadi, rombongan oknum dimaksud kemudian melakukan 'pemerasan' yang jumlah nominalnya tidak sedikit. Jumlahnya berkisar antara 3 hingga 5 juta rupiah. Bukan hanya satu atau dua desa, hampir semua wilayah di Kabuh sudah pernah didatangi serta membayar upeti. "Ini yang membuat miris, saat dilakukan mediasi mereka kemudian meminta sejumlah uang yang nominalnya tidak sedikit. Bahkan dapat kami sampaikan jika semua desa sudah pernah didatangi, dengan dalih ada temuan," bebernya.
Seiring kondisi yang kian meresahkan, masyarakat yang awalnya diam kemudian turut geram. Puncaknya hari ini, mereka berkumpul untuk menghadapi sejumlah oknum yang katanya bakal datang. "Guna mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, jajaran kepala desa berkumpul hari ini. Selain mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, kami ingin membuat pernyataan sikap untuk menolak semua bentuk diskriminasi," tukas Jamilun.
Masih di lokasi yang sama, Sutrismi, Kepala Desa Munungkerep mengatakan jika ia turut dihubungi oleh oknum dimaksud. Metode yang digunakan juga sama, yakni ada dugaan penyelewengan pekerjaan di tahun 2023 silam. "Awalnya Lebaran kemarin saya dihubungi, lalu diberitahu ada dugaan penyelewengan yang bakal di dumas-kan ke aparat penegak hukum. Selanjutnya, apabila ingin dihentikan harus ada uang ganti," ungkapnya.
BACA JUGA:Peras Pengusaha Solar, Oknum Wartawan Ditangkap Satreskrim Bojonegoro
Sebelum ada informasi dumas, Kades mengakui jika ada pula yang datang meminta uang 4 juta rupiah. Alokasi tadi digunakan untuk memasang ucapan hari jadi. "Setelah itu yang bersangkutan memang tidak datang lagi. Namun setelah Lebaran, ada yang datang kemudian menginfokan terkait dugaan penyelewengan tiga titik pekerjaan yang sudah realisasi tahun 2023 lalu," tutup Sutrismi.(wan)
Sumber:



