Kolaborasi UNEJ–Thailand Angkat Potensi Kopi Jember
Tim KeRisDiMas CREAM dan akademisi Chiang Mai University meninjau lokasi KTH Rengganis Desa Pakis, Jember.--
JEMBER, MEMORANDUM.CO.ID – Fakultas Pertanian Universitas Jember (FAPERTA UNEJ) memperkuat jejaring internasional dan pemberdayaan masyarakat melalui implementasi akreditasi global. Kolaborasi lintas negara itu diwujudkan dalam kegiatan International Community Service di Kelompok Tani Hutan (KTH) Rengganis, Desa Pakis, Kecamatan Panti, Jember, yang dikenal sebagai sentra kopi agroforestri berkelanjutan, Senin 3 November 2025.
Kegiatan yang dimulai sejak Minggu 2 November 2025 ini merupakan sinergi antara Program Studi Agribisnis FAPERTA UNEJ, Chiang Mai University (Thailand), Universitas Brawijaya PSDKU Kediri, serta berbagai unit riset dan pengabdian di lingkungan FAPERTA.
BACA JUGA:Teknik Unej Gelar ELTECH EPOCH 2025, Cetak Inovator IoT dan Robot Transporter
Koordinator Program Studi Agribisnis FAPERTA UNEJ, Agus Supriono, SP., M.Si., menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata tiga semangat utama implementasi akreditasi internasional, yakni harmony, global, dan sustainable.
“Harmony berarti sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan masyarakat; global menekankan perluasan jejaring internasional; dan sustainable bermakna orientasi pada keberlanjutan ilmu pengetahuan dan pemberdayaan masyarakat pertanian,” tegasnya.
BACA JUGA:Faperta Unej Perkuat Kiprah Global, Bedah Industri Kopi Indonesia-Thailand
Koordinator Lapangan dari KeRisDiMas CREAM, Julian Adam Ridjal, SP., MP., menambahkan bahwa program ini menjadi forum pertukaran pengalaman antara akademisi Thailand dengan pelaku agribisnis kopi Jember.
“Indonesia dan Thailand sama-sama berpotensi besar di sektor kopi. Melalui dialog dan berbagi pengalaman, kita dapat memperkuat posisi di rantai nilai global serta mendorong kesejahteraan petani melalui inovasi dan keberlanjutan,” ujarnya.

Mini Kidi--
Pemilihan KTH Rengganis sebagai lokasi kegiatan didasarkan pada prestasi kelompok tersebut. Pada tahun 2025, KTH Rengganis meraih dua penghargaan bergengsi dari Kementerian Kehutanan RI, yakni Terbaik I Jawa Timur dan Terbaik I Nasional dalam ajang Wana Lestari 2025 kategori pengelolaan hutan kemasyarakatan (social forestry).
Ketua HKTI DPC Jember, H. Ponimin Tohari, menyampaikan apresiasi atas sistem budidaya berkelanjutan yang diterapkan kelompok tani tersebut.
BACA JUGA:Perkuat SDM, UNEJ Lantik 1.195 Pegawai dari PPPK hingga Jabatan Fungsional
“Sistem budidaya kami menggunakan tanaman naungan seperti durian, manggis, alpukat, petai, dan pisang. Selain menjaga kelembapan dan kesuburan tanah, model ini memberi nilai ekonomi tambahan bagi petani selama masa tunggu panen,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua KTH Rengganis, Hartono, menambahkan bahwa pihaknya juga mengembangkan kawasan Kampung Wisata Agroforestri Pakis yang menggabungkan praktik pertanian berkelanjutan dengan wisata edukatif.
“Kampung wisata ini menjadi media pembelajaran agroforestri berbasis modal sosial masyarakat. Beberapa waktu lalu, kawasan ini diresmikan langsung oleh Bupati Jember, M. Fawait,” tuturnya.
BACA JUGA:Tekan Residu Pestisida, Unej Latih Buruh Tani Perempuan Bikin Pestisida Organik
Dua akademisi Chiang Mai University, Dr. Daranrat Jaitiang dan Dr. Toungporn Uttarotai, turut menyampaikan apresiasi atas praktik petani KTH Rengganis.
“Sistem ini mencerminkan konsep ethical coffee, yaitu kopi yang diproduksi dengan tanggung jawab sosial, ekonomi, dan lingkungan. Setiap tahap produksi memperhatikan kesejahteraan petani dan kelestarian alam,” ujar Dr. Daranrat.
Dr. Toungporn menambahkan bahwa prinsip ethical coffee berbasis agribisnis berkelanjutan tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk kopi, tetapi juga memperkuat reputasi dan daya saing Jember di pasar global.
BACA JUGA:Unej Bongkar Perjokian CBEPT, 4 Pelaku Ditangkap Termasuk Mahasiswa dan Alumni
Dosen Agribisnis FAPERTA UNEJ sekaligus pengarah kegiatan, Meidiana Purnamari, SP., MBA., Ph.D., berharap kegiatan ini memperkuat kolaborasi internasional sekaligus mempromosikan potensi agrowisata dan kopi Jember di kancah dunia.
“Semoga kegiatan ini mempererat sinergi antara akademisi, pemerintah, dan petani dalam membangun agribisnis kopi berkelanjutan,” tutupnya.
Sumber:



