Penderita TBC di Indonesia Meningkat, Kemenkes Harus Ditangani Cepat
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK RI, Prof. Dr. dr. Sukadiono, M.M.,--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan Kemenko PMK RI, Prof. Dr. dr. Sukadiono, M.M., menyoroti meningkatnya angka penemuan kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia dalam kegiatan Kick-Off kampanye Temukan, Obati, Sampai Sembuh Tuberkulosis (TOSS TBC), Minggu 9 November 2025.
Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap fakta bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan penderita TBC tertinggi di dunia.
BACA JUGA:Dinkes Jatim Kick-Off Kampanye TOSS TBC, Fokus Tingkatkan Kesadaran Masyarakat

Mini Kidi--
"Kita prihatin bahwa dari angka penemuan kasus yang semakin meningkat, Indonesia naik dari peringkat 3 ke peringkat 2 dunia," ujar Sukadiono
Menurutnya, situasi ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, Presiden Prabowo Subianto telah meluncurkan program bernama PHTC (Program Hasil Terbaik Cepat), yang bertujuan menurunkan angka kasus TBC hingga 50% pada tahun 2030.
BACA JUGA:Deteksi Dini TBC, WBP Lapas Kediri Ikuti Rontgen Massal
Sukadiono juga menekankan bahwa TBC adalah penyakit yang lebih mematikan jika tidak ditangani dengan cepat dibandingkan pandemi Covid-19.
"Di Indonesia, setiap jam ada empat kematian akibat TBC. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kasus kematian akibat Covid-19. Sayangnya banyak orang menganggap penyakit ini sebagai hal biasa," tegasnya.
Namun, Sukadiono menegaskan bahwa TBC dapat disembuhkan dengan pengobatan yang teratur, kembali lagi bagaimana cara penderita untuk konsisten dalam berobat.
BACA JUGA:Rutan Situbondo Gelar Skrining TBC bagi Ratusan Warga Binaan
"Jika pasien TBC diobati secara rutin selama dua minggu, mereka sudah tidak lagi menular. Setelah satu bulan, efektivitas pengobatan akan semakin terlihat," katanya.
Sukadiono menjelaskan bahwa fase pengobatan TBC umumnya berlangsung selama enam bulan, meskipun ada beberapa kasus yang dapat diselesaikan dalam waktu empat bulan.
"Inilah pentingnya pendampingan bagi pasien TBC. Kita harus memastikan mereka mengonsumsi obat secara teratur, menjaga asupan gizi agar tubuh tetap kuat, dan tidak putus pengobatan," ujarnya. (yat)
Sumber:



