umrah expo

Aktivis 98 Jatim Respons Kerusuhan dan Penjarahan di Surabaya

Aktivis 98 Jatim Respons Kerusuhan dan Penjarahan di Surabaya

Beberapa aktivis 98 berkumpul di depan Hotel Majapahit.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Aktivis 98 Jawa Timur merespons kerusuhan yang berujung dibakarnya bangunan Gedung Negara Grahadi dan Mapolsek Tegalsari, Senin 1 September 2025.

Trio Marpaung, salah satu aktivis 98 mengatakan, kerusuhan itu membuat kondisi politik nasional semakin meningkat dan dia nilai dapat mengganggu keamanan negara.

BACA JUGA:Serukan Cooling Down, Mantan Aktivis 98 Berharap Aksi 3 September 2025 di Depan Grahadi Batal


Mini Kidi--

"Poin-poinnya kami paham betul, bahwa demonstrasi atau aksi massa yang terjadi sejak tanggal 25 Agustus itu merupakan bentuk kekecewaan dari masyarakat, terhadap kinerja elit-elit politik khususnya di DPR," katanya.

Menurutnya, masyarakat marah karena DPR seakan menari-nari diatas penderitaan rakyat. Itu dia nilai sangat kontraproduktif dengan situasi rakyat Indonesia saat ini. Karena dinilai telah mengancam stabilitas negara, pihaknya merasa terpanggil untuk bersuara. 

BACA JUGA:Wali Kota Malang Berikan Penghargaan pada Aktivis Pramuka

Menurutnya, insiden kerusuhan yang terjadi di Surabaya kemarin itu ada "penumpang gelap" yang sengaja memanfaatkan situasi, dan membelokkan isu murni yang tengah disuarakan masyarakat.

"Dia ada satu isu yang kemudian keluar berbelok menjadi kerusuhan. Aksi itu menjadi luas dan kerusuhan, pembakaran, target kantor polisi dibakar, target gedung-gedung negara dibakar, target rumah-rumah anggota dewan di jarah," lanjutnya.

Dalam era modern saat ini, para penumpang gelap itu memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk pengerahan massa. Sehingga, ia mengimbau masyarakat agar lebih bijak menyikapi informasi yang beredar di dunia maya.

BACA JUGA:Perkosa Perempuan Berkebutuhan Khusus, Aktivis Tuntut Pelaku Dikebiri Kimia

"Karena itu juga salah satu yang kami analisa. Kita berharap masyarakat lebih bijak dalam melihat Medsos. Tidak serta merta hadir atas undangan-undangan yang sifatnya provokatif," tegasnya.

Ali Subhan, salah satu aktivis 98 mengatakan, kerusuhan yang terjadi hampir mirip dengan Peristiwa 98. Namun yang membedakan, kerusuhan di Surabaya bukan dilatarbelakangi dengan penyampaian aspirasi murni masyarakat.

"Kita menduga gerakan ini terstruktur. Saya yakin ada yang menunggangi. Karena kalau gerakan mahasiswa yang terorganisir ini jelas siang hari sampai sore," katanya, Senin 1 September 2025.

Sumber: