Antara Bisnis dan Prestasi: Membaca Arah Persebaya

Antara Bisnis dan Prestasi: Membaca Arah Persebaya

Catatan Redaksi Anis Tiana Pottag.--

Padahal, sejarah Persebaya berdiri di atas loyalitas, bukan sekadar transaksi. Klub ini besar bukan karena algoritma, tetapi karena prestasi dan perlawanan yang membentuk identitasnya sejak 1927.

Catatan ini tidak menafikan realitas bahwa sepak bola adalah industri. Bisnis adalah keniscayaan. Namun dalam sepak bola, Bisnis seharusnya menjadi alat untuk mencapai prestasi, bukan narasi utama yang berdiri sendiri.

Ketika komunikasi klub lebih sibuk menjelaskan bisnis ketimbang visi prestasi, maka wajar jika suporter merasa tercerabut secara emosional.

Persebaya berada di titik penting. Bukan soal siapa pelatihnya hari ini, atau konten apa yang viral minggu ini, melainkan soal arah.

Apakah klub ingin membangun proyek yang konsisten dengan kualitas pemain yang tepat, kesabaran terhadap proses, dan komunikasi yang menghormati kecerdasan suporter atau terus bergerak reaktif mengikuti tekanan sesaat?

Suporter tidak menuntut kesempurnaan. Mereka menuntut kejelasan dan kesungguhan. Sebab bagi mereka, Persebaya bukan sekadar bisnis yang harus selalu untung, melainkan rumah yang ingin mereka banggakan karena prestasi.

Dan di situlah perbedaannya:

Bisnis boleh berjalan, tetapi prestasi harus tetap menjadi tujuan. WANI !!!

Sumber: