Kepak Garuda di Tengah Duka
Catatan Redaksi Eko Yudiono.--
Hari ini, di bawah langit Thailand, Timnas sepak bola putra Indonesia kembali menapaki perjalanan baru di SEA Games 2025.
Langkah pertama ini bukan sekadar debut turnamen, melainkan awal dari sebuah misi mempertahankan kehormatan.
Sebab, Garuda Muda datang dengan status juara bertahan gelar yang diraih dengan penuh keberanian dan daya juang luar biasa pada edisi sebelumnya.
Kala itu, pasukan Indra Sjafri menutup final dengan skor meyakinkan 5–2 melalui babak perpanjangan waktu, kemenangan yang mengibarkan kembali bendera kebanggaan setelah penantian 32 tahun sejak kejayaan tahun 1991.
Kini, perjalanan baru dimulai. Namun kali ini tantangannya berbeda. Mempertahankan gelar tidak pernah menjadi perkara mudah. Jika meraih kejayaan adalah bukti kemampuan, maka mempertahankannya adalah ujian keteguhan.
Tapi Garuda tidak datang untuk sekadar tampil mereka datang untuk membuktikan bahwa kejayaan bukan kebetulan.
BACA JUGA:Ketika Alam Tak Lagi Bersahabat, Salah Siapa?
BACA JUGA:Bobi Bos! Hajat Hidup Orang Banyak Dikuasai Negara

Mini Kidi--
Gelar back-to-back champions bukan mimpi kosong; ia berada di depan mata, menunggu ditebus dengan kerja keras, disiplin, dan fokus yang tidak terputus hingga peluit akhir.
Namun sepak bola tidak hanya menuntut ketajaman strategi dan kekuatan fisik. Ada hal lain yang lebih halus, namun justru menentukan: kekuatan batin.
Semangat yang tumbuh dari tekad untuk bangkit, terutama ketika bangsa ini tengah memikul duka yang berat.
Di Sumatra, banjir bandang dan tanah longsor telah merobek banyak ruang hidup. Ribuan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, mencari tempat aman sambil menunggu keajaiban kecil yang mampu menyalakan kembali harapan.
Di tengah suara isak dan kepedihan itu, Timnas Indonesia membawa misi tambahan: menghadirkan seberkas cahaya.
Sumber:


