Setelah Idulfitri, Saatnya Riyoyo Kupat, Sejarahnya Seperti Apa?

Minggu 14-04-2024,15:00 WIB
Reporter : Ahmad Bagus
Editor : Eko Yudiono

MEMORANDUM – Di Jawa Timur dan sekitarnya, seminggu setelah merayakan Idulfitri, warga akan merayakan Riyoyo Kupat (Hari Raya Ketupat). Beda dengan di Jakarta yang menyediakan hidangan ketupat plus sayur ataupun opor ayam. 

Di Jawa Timur, hidangan ketupat biasanya bersanding dengan sayur lodeh yang di dalamnya berisi Nangka muda (tewel) dan kacang merah. 

BACA JUGA:Menang 4 Kali Beruntun di La Liga, Madrid Semakin Dekat dengan Juara

Dulur-dulur, ketupat, hidangan ikonik yang terbuat dari beras yang dibungkus anyaman janur kelapa muda, bukan hanya sekadar pelengkap hidangan Lebaran. Di balik bentuknya yang unik, terkandung cerita panjang tentang asal usul dan filosofi yang melekat erat dengan budaya dan tradisi masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:Tak Pernah Menang dalam 3 Laga Terakhir, MU Terancam Tidak Bisa Bermain di Eropa

Menelusuri Jejak Sejarah Ketupat

Asal usul ketupat terikat erat dengan sejarah penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Konon, Sunan Kalijaga, salah satu Wali Songo, berperan penting dalam memperkenalkan ketupat kepada masyarakat Jawa pada abad ke-15.

Sebelum Islam datang, masyarakat Jawa memiliki tradisi melarung sesaji ke laut sebagai bentuk rasa syukur atas panen. Sunan Kalijaga kemudian mengubah tradisi ini dengan memperkenalkan ketupat sebagai simbol rasa syukur dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Bentuk ketupat yang segi empat melambangkan empat sisi kehidupan, yaitu fisik, spiritual, sosial, dan emosional. Anyaman janur yang rumit melambangkan kesucian dan ketakwaan.

Filosofi Ketupat: Makna Mendalam di Balik Tradisi

Ketupat tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga mengandung filosofi yang mendalam. Berikut beberapa makna yang terkandung dalam tradisi ketupat:

Simbol Kesatuan dan Persatuan: Bentuk ketupat yang segi empat melambangkan kesatuan dan persatuan umat Islam. Anyaman janur yang menyatu melambangkan eratnya hubungan antar sesama manusia.

Simbol Kesyukuran: Ketupat merupakan simbol rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tradisi makan ketupat bersama saat Lebaran menjadi momen untuk saling berbagi dan menjalin silaturahmi.

Simbol Kesabaran dan Ketekunan: Proses pembuatan ketupat yang membutuhkan waktu dan kesabaran melambangkan pentingnya nilai kesabaran dan ketekunan dalam menjalani hidup.

Simbol Maaf dan Persahabatan: Ketupat sering dikaitkan dengan tradisi halal bihalal, di mana orang-orang saling memaafkan kesalahan dan menjalin kembali persahabatan.

Kategori :