MADIUN, MEMORANDUM - Caleg DPR RI Dapil VIII Jatim dari Partai Perindo, Andro Rohmana Putra mengaku ribuan suara yang di dapat dalam Pemilu 14 Februari kemarin hilang. Hilangnya suara ini diketahui dari sistem informasi rekapitulasi Pemilu (Sirekap) milik KPU.
BACA JUGA:KPU Kota Madiun Mulai Distribusikan Logistik Pemilu
“Kita tahu bahwa Sirekap hanyalah alat bantu dan bukan salah satu tolok ukur dalam penentuan penetapan Pemilu. Tapi Sirekap ini alat bantu untuk mempublikasikan. Ketika mempublikasikan dan itu di web resmi KPU, kemudian ada kejanggalan, sudah lumrahnya kita mempertanyakannya,” kata Andro saat menggelar konferensi pers di RM Echo Kota Madiun, Rabu, 21 Februari 2024.
BACA JUGA:KPU Kabupaten Madiun Coret 4 Caleg dari DCT
Tercatat pada 17 Februari 2024 pukul 11.45 WIB, ia mendapatkan suara sebanyak 10.822 hasil akumulasi dari 7.183 TPS. Namun, pada 19 Februari 2024 pukul 23.00 WIB suaranya turun menjadi 7.036 dari 11.618 TPS. Sehingga, ia kehilangan suara dengan jumlah 3.786.
“Ada naiknya lalu turun lagi. Bahkan sehari bisa turun hingga dua kali, ini konyol. Padahal jumlah TPS yang terrekap bertambah, hal ini sangat tidak wajar. Apalagi kita sama-sama tau, bahwa asas-asas Pemilu ini luber dan jurdil,” terangnya.
BACA JUGA:KPU Kota Madiun Jangan Jadi Boneka
Andro menuding temuan ini menunjukkan ketidaksiapan KPU dalam menyelenggarakan Pemilu. Walaupun, KPU telah menyatakan bahwa hasil rekapitulasi yang sah adalah perhitungan suara yang dilakukan secara berjenjang sebagai data resmi perolehan suara peserta Pemilu.
BACA JUGA:Jadi Tersangka Pencurian dan Ditahan, Caleg di Kabupaten Madiun Ini Masih Sah Ikut Pileg
“Sistem yang dibangun oleh KPU itu masih dalam tahap pengembangan, bukan tahap yang siap untuk dirilis ke masyarakat umum. Dapat dilihat di lapangan, dari petugas TPS susah untuk meng-upload suara, banyak terjadi kesalahan. Dan ketika ada salah, harus diulangi lagi,” tegasnya.
“Dan yang perlu diketahui. Bahwa, sistem yang ada saat ini belum pernah diuji coba dalam masa yang cukup banyak,” tambahnya.
BACA JUGA:KPU Kota Madiun Musnahkan Surat Suara Rusak
Fenomena seperti ini, lanjut Andro, diduga juga terjadi hampir di semua peserta Pemilu. Sehingga dirinya berharap, apa yang ia rasakan dapat menjadi perhatian serius bagi penyelenggara Pemilu.
“Namun, semua ini merupakan dugaan. Ketika ada indikasi-indikasi ini, kita harus bersuara. Karena ketika semua bersuara, masyarakat teredukasi,” tandasnya. (*)