Dibalik Cokelat dan Bunga: Eksploitasi Cinta dan Kekerasan Perempuan di Hari Valentine

Sabtu 10-02-2024,12:00 WIB
Editor : Eko Yudiono

MEMORANDUM - Hari Valentine identik dengan cinta dan kasih sayang. 

Namun, di balik romantisme dan komersialisasi, terdapat sisi gelap yang sering terabaikan: eksploitasi cinta dan kekerasan terhadap perempuan. 

Artikel ini mengupas isu ini dan mengajak pembaca untuk merenungkan makna cinta sejati yang bebas dari eksploitasi dan kekerasan.

BACA JUGA:5 Tips untuk Memulai Gaya Hidup Sehat di Awal Tahun

Eksploitasi Cinta:

BACA JUGA:5 Tips Gaya Hidup Sehat yang Bisa Kamu Terapkan Mulai Sekarang

1. Industri Valentine sering mengeksploitasi perempuan dengan mengasosiasikan cinta dengan materialisme dan penampilan fisik.

2. Iklan dan media sering menampilkan perempuan sebagai objek yang harus dibeli dan dimiliki.

3. Hal ini dapat menumbuhkan budaya patriarki dan seksisme, serta memicu kekerasan terhadap perempuan.

Kekerasan Terhadap Perempuan:

1. Hari Valentine dapat menjadi pemicu kekerasan terhadap perempuan, seperti KDRT, pelecehan seksual, dan pernikahan paksa.

2. Ekspektasi tinggi dan tekanan sosial untuk memiliki pasangan dapat memicu kekerasan dalam hubungan.

3. Perempuan yang tidak memiliki pasangan atau tidak memenuhi standar kecantikan tertentu dapat menjadi korban diskriminasi dan bullying.

Dampak Eksploitasi dan Kekerasan:

1. Eksploitasi dan kekerasan terhadap perempuan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti trauma fisik dan mental, depresi, kecemasan, dan hilangnya kepercayaan diri.

Kategori :