MENGHADAPI pesta demokrasi, terutama dalam konteks pemilu calon legislatif (caleg) dan presiden 2024, media memegang peran sangat krusial dalam menjaga sebuah integritas.
Pers harus mencerminkan independensi, objektivitas, dan kewajiban etis dalam melaporkan sebuah informasi.
Pemberian ruang yang setara bagi semua calon, bersama dengan analisis mendalam terhadap platform
politik mereka, membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik di antara pemilih.
Saya teringat 25 tahun lalu, sebelum bekerja di SKH Memorandum yang telah memberikan pelajaran
berharga sampai sekarang. Bagaimana bersikap, hingga menjaga netralitas pers dalam menghadapi pemilu.
Saya yang sebelumnya bekerja freelance di sebuah harian surat kabar sore, cukup banyak hal-hal penting yang saya dapatkan. Bagaimana seorang wartawan bisa membedakan kepentingan individu dan kepentingan untuk tempat bekerja.
Di situ, media harus betul-betul netral dan tidak memihak. Kalau pun ada seorang jurnalis yang memihak, itu pribadi bukan media di tempatnya bekerja. Tidak main di dua kaki dan sebagainya. Jika calon yang didukungnya menang, itu rezeki.
Tetapi jika calon yang didukungnya kalah, risiko dari sebuah dukungan. Tapi tidak dengan saat ini, media
yang seolah bergantung dan menjadikan momen politik lima tahunan ini sebagai ladang rezeki. Yakni, ladang untuk mendapatkan timbal balik untuk media tempat bekerja.
Tidak dipungkiri, karena itu bagian bisnis dari media yang saat ini tidak bisa menggantungkan diri dari
pendapatan produk iklan. Tak salah jika masih ada hal-hal yang dituliskan tak berimbang karena sebuah kepentingan itu.
Tentu, dalam menghadapi pemilu, media juga harus secara proaktif memantau proses pemilihan,
memastikan kepatuhan terhadap aturan dan norma demokratis yang ada. Tujuannya agar pemilu berjalan damai, masyarakat nyaman, dan diuntungkan.
Jurnalisme investigatif menjadi instrumen penting untuk mengungkapkan potensi pelanggaran atau
kecurangan, sehingga masyarakat dapat membuat keputusan yang beralasan.
Dalam hal ini, transparansi dan akuntabilitas sangatlah penting dalam melaporkan berita tidak dapat
diabaikan. Dengan memberikan informasi yang akurat dan lengkap, media tidak hanya membantu masyarakat memahami dinamika politik.
Tapi membangun kepercayaan publik terhadap proses demokrasi. Kesadaran akan dampak kata-kata dan narasi yang digunakan media juga mendorong pertimbangan kritis dari pemilih.
Dengan memperpanjang dan mendalamkan liputannya, pers berkontribusi secara positif dalam membentuk opini publik yang informasional dan teredukasi, mendukung landasan demokrasi yang kokoh. (*)