“ Saya katakan kepada mereka, jika hanya dianggap pesta demokrasi hanya senang-senang. Nantinya akan sulit merubah bagaimana masa depan dalam lima tahun ke depan. Tujuan kami hanya ingin mewakili Masyarakat. Melawan proses-proses politik yang salah. Sebuah pekerjaan yang tidak mudah. Banyak yang mengatakan bahwa Dapil II dapil neraka. Namun saya katakan Dapil Surga. Saya katakan ketika saya tidak jadi anggota dewan saya tetap pengusaha. Tetapi ketika rakyat kalah maka arah pembangun tidak akan berpihak kepada mereka,” katanya.
Mbak J menambahkan, ketika turun ke bawah ia melihat emak-emak masih kesulitan dalam memasarkan produk mereka.
“ Ketika turun ke bawah kebanyakan UMKM sulit untuk menjual hasil produksi. Kebanyakan dari mereka banyak janda yang terjun di UMKM. Mereka harus melalui bimbingan yang tepat,” urai Mbak J.
Kaji Agung menimpali bahwa, harapan Masyarakat adalah ingin memperbaiki ekonomi. Pembangunan merata di wilayah mereka tinggal. Mudahnya mencari Pendidikan dan Kesehatan.
“Jangan ketika sakit dan ingin berobat harus mengurus surat ini dan itu. Zonasi juga menjadi momok bagi emak-emak. Sementara di wilayah tersebut tidak ada sekolah negeri. Kami punya jurus-jurus khusus untuk memecahkan masalah itu,” imbuh Kaji Agung.
Terkait target suara, Mbak J menyebut menyentuh generasi millennial dan Gen-Z via media sosial. “Kita melakukan pendekatan dan menyentuhnya lewat media sosial (Medsos). Pemilih muda kan apatis. Kalau turun ke Masyarakat kebanyakan di lingkungan banyak anak mudanya. Misalnya di Wonokromo. Untuk Gen-Z, Wonokromo, Gayungan dan Jambangan,” beber Mbak J.
Kaji Agung melanjutkan, jurus-jurus yang disiapkan antara lain, memecahkan masalah zonasi harus dibarengi dengan Pembangunan fisik sekolah.
“Setiap Kecamatan harus ada sekolah negeri. Kalau tidak ada lebih baik ditunda dulu. Juga meningkatkan perekonomian. Misal wisata religi Sunan Ampel. Masyarakat di sekitar ekonomi di bawah standar. Kampung ruwet dan lain-lain. Kami dorong Pembangunan kuliner halal. Wisata halal di Semampir. Potensi-potensi itu kami ingin kembangkan lebih masif. Termasuk wisata heritage, sepanjang sungai seperti river side di Singapura. Kami akan dorong Pemkot. Kalau Masyarakat jualan di kampung tidak berkembang. Kalau jualannya di tempat wisata penghasilannya akan lebih banyak karena yang beli seluruh masyarakat,” papar Kaji Agung.
Mbak J, juga menyebut, ia menargetkan bisa mendulang 60 persen suara dari Gen-Z. Sedangkan Kaji Agung, tidak berbicara persentase melainkan lebih kepada hasil akhir yaitu 20 ribu suara.
“Saya besar di Kalimas, Perak dan lain-lain. Keluarga besar kami ada di sana dan memberikan dukungan positif,” imbuhnya.
Du bagian akhir, Kaji Agung berpesan bahwa, pemilu bukan sekedar pesta demokrasi. Namun pemilu adalah momen menentukan arah Pembangunan ke depan.
“Jangan jual suara terlalu murah. Wujudkan cari caleg-caleg yang berpotensi memperjuangan kepentingan Masyarakat. Kami sudah melakukan MoU bermaterai. Ayo sama-sama lawan money politik.
Sedangkan Mbak J mengatakan, untuk pemilih di Dapil IV, harus melihat track record calegnya.
“Pilih yang baik, yang benar, yang amanah, sesuai dengan slogan saya jujur, amanah dan yakin,” tegasnya.
“Sedangkan slogan saya di Dapil II adalah Bersama warga Pinggiran Menuju Masyarakat yang Lebih Mapan,” terang Kaji Agung. (ono)