Gadis Kota Ditelan Kehidupan Laknat LGBT (6)

Selasa 09-01-2024,08:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Lika Tak Menyangka Sakdolah LGBT

Kata Lika, sepupunya tersebut pernah mengeluhkan kondisi sebenarnya Sakdolah di ranjang. Dingin dan tanpa ekspresi. Tapi, Lika tidak percaya begitu saja. Lika malah meragukannya

“Soalnya aku pernah lihat Sakdolah masuk hotel bersama wanita-wanita muda kliennya,” tambah Lika.

Walau begitu, ekspresi berbeda terlihat saat Sakdolah menggandeng atau merangkul oma-oma. Cerah dan ceria. Sepertinya ada darah segar terpompa hingga ubun-ubun.

Menurut Lika, ada pengalaman yang lebih mengagetkan. Itu terjadi tidak di wilayah kota, melainkan di luar kota. Pacet, Mojoketo.

Waktu itu Lika bersama teman-teman kuliahnya week end di vila salah satu teman. Anak pejabat.

Menjelang matahari terbenam, Lika dkk menyiapkan bakar-bakar di halaman belakang hotel. Lika yang belum kebagian tugas iseng memainkan teropong menikmati panorama sekitar.

Ketika teropongnya mengarah ke suatu tempat, Lika menangkap pemandangan ganjil. Di tepian sebuah kolam renang tampak dua orang lelaki sedang beradegan mesra.

Sayang, pemandangan itu hanya terlihat sepotong-potong. Ada baliho bergambar anak good mather sebuah partai besar berkibar menghalangi pandangan.

“Aku sempat membatin, apa mereka tidak sadar ya kalau perbuatannya diketahui orang lain?” kata Lika.

Penasaran, hampir setiap saat Lika mengarahkan teropongnya ke vila berkolam renang tadi. Mencari adegan serupa?

“Ya… eh tidak. Soalnya aku penasaran dengan salah satu dari lelaki yang bermesraan tadi,” katanya.

Menurut Lika, lelaki tersebut sangat mirip dengan Sakdolah.

Tapi, itu tidak mungkin, karena ketika Lika pamit hendak mengikuti acara kampus, saat itu Sakdolah sedang berada di rumah. Sarapan bersama Marpuah.

“Tapi mungkin saja sih, karena kejadian itu kan berlangsung sore hari,” kata Lika mencoba-coba menganalisis persoalan.

Sampai acara bakar-bakar selesai, teropong Lika belum juga menangkap gambar yang diharapkan. Malam itu dilalui Lika dengan penasaran membuncah. Nyaris tanpa tidur.

Keesokan harinya Lika mencoba mencari vila yang tertangkap teropongnya sehari sebelumnya. Lika jalan-jalan sendirian menikmati udara pagi.

Kategori :