Perceraian Sudah Masuk Masa Sidang
Fatim mengaku tidak paham bagaimana pikiran orang tuanya yang meminta dia bersabar tanpa solusi. Seperti slogan pegadaian saja: mengatasi masalah tanpa masalah, tapi barang-barang di rumah ludes tanpa sisa.
Fatim tidak ingin seperti itu: umurnya habis tanpa bisa menikmatinya. Tahu-tahu rambutnya putih, giginya rontok, dan masa berlaku mahkotanya expired dimakan gerusan air seni.
Joko memang baik. Perhatian. Setiap kebutuhan Fatim selalu dipenuhi, dan tidak pernah berbuat aneh-aneh di luar rumah. Tapi, cukup itu sajakah kebutuhan seorang istri?
Kalau Joko bisa menikmati keanehannya, itu urusan dia sendiri. Bukan urusan Fatim. Perempuan ini menyatakan berhak menuntut kualitas kehidupan sesuai standar dia sendiri. Bukan standar manusia aneh dan menyimpang seperti Joko.
BACA JUGA:Jumat Berkah, Keluarga Ustaz Tawarkan Istri Baru (4)
Fatim bisa berkata seperti itu karena sudah memberi rentang waktu panjang bagi Joko untuk membuktikan diri bahwa dia bisa berubah seperti lelaki normal lain. Nyatanya waktu berlalu tanpa ada perubahan.
Perempuan tinggi dan jenjang ini bahkan sudah membantu sekuat tenaga dan pikiran dalam membantu suaminya. Kalau memang tidak bisa diubah, ya sudah, terima apa adanya dengan risiko apa pun.
Dia tidak ingin demi menjaga nama baik keluarga, kehidupan privasinya hancur berantakan. Dalam agama yang diyakini Fatim tidak ada pengorbanan semacam itu. Hak-hak setiap individu tetap harus dihormati, baik pria maupun wanita.
Perempuan tidak berada di bawah pria. Mereka sejajar. Untuk hal-hal tertentu, kedudukan perempuan bahkan jauh berada di atas pria. Surga saja digambarkan berada di bawah kaki ibu, kaum perempuan; bukan di bawah kaki ayah.
BACA JUGA:Jumat Berkah, Keluarga Ustaz Tawarkan Istri Baru (3)
Menurut Gus Novi, Fatim dipaksa menjalani rumah tangganya vs Joko agar harga diri keluarga, terutama keluarga Joko, tidak jatuh di mata masyarakat.
Bagaimana kata tetangga dan orang-orang mendengar Joko ternyata wong aneh, bencong, gak lanang gak wedok, LGBT, dst, dll, dsb? Keluarga malu bila ketahuan anaknya gak ngalor gak ngidul. Sulit dibayangkan!
Permintaan ayah dan ibu Joko itu, juga orang tuanya—yang masih berkerabat jauh dengan keluarga Joko—bisa dimaklumi Fatim. Walau begitu, haruskah Fatim menuruti permintaan tersebut meski justru merugikan diri sendiri?
BACA JUGA:Jumat Berkah, Keluarga Ustaz Tawarkan Istri Baru (2)
BACA JUGA:Jumat Berkah, Keluarga Ustaz Tawarkan Istri Baru (1)
Karena itu, dengan tanpa sepengetahuan kedua keluarga, Fatim diam-diam menemui Gus Novi untuk minta tolong diuruskan gugatan cerainya. Kini perceraian mereka sudah menjelang masuk masa sidang.
Joko mengaku pasrah dan akan mempermudah proses sidang agar keinginan Fatim untuk berpisah darinya cepat terealisasi. Agar masa depannya berjalan sesuai keinginan Fatim sendiri.
“Nah, kalau Sampeyan punya anak atau keponakan lelaki yang kira-kira pantas jadi pendamping dia (sambil tangannya mengode menunjuk Fatim, red), tak kasih alamat. Siapa tahu mereka berjodoh?” kata Gus Novi, kemudian tersenyum. (jos,habis)