Secara bersamaan Fatim melirik layar televisi. Di sana tampak seorang atlet loncat indah sedang beraksi.
Diputar berulang-ulang. Sesekali diputar slow motion untuk menujukkan indahnya saat tubuh sang atet pria tersebut ditelan kolam renang.
Deg! Itulah yang terasa di dada Fatim.
BACA JUGA:Jumat Berkah, Keluarga Ustaz Tawarkan Istri Baru (1)
Dia berpikir: jangan-jangan senjata Joko berdiri tegak karena sedang fokus menyaksikan tubuh atletis si peloncat indah.
Kalau itu yang terjadi, artinya sudah terbuktikan Joko benar-benar terindikasi kuat sebagai penyandang LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
Apalagi?
Tumpukan harta tidak ada artinya bagi Fatim bila anugerah yang satu ini tidak bisa dinikmati.
Hidup seolah berlayar di atas kapal tanpa air, sambal seolah tanpa cabai dan garam, mimpi seolah tanpa tidur.
Nggak masuk akal. Aneh… (jos, bersambung)