SURABAYA, MEMORANDUM - Bukan hal yang baru sungai di Kota Surabaya tercemari sampah plastik. Hal ini seakan sudah menjadi nasib yang sulit untuk diubah.
BACA JUGA:Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Bisa Melalui 3 Pendekatan
Seperti misalnya, kondisi Sungai Pogot, Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Di sana sampah plastik menumpuk. Memakan setengah badan sungai.
BACA JUGA:Sensus Sampah Plastik di Sungai Pogot Surabaya, BRUIN: 77% Didominasi Sachet
Anggota Komisi C DPRD Surabaya Buchori Imron menyampaikan, diperlukan edukasi dan sanksi sosial kepada masyarakat yang masih kurang peka terhadap kelestarian lingkungan. Seperti misalnya, perilaku membuang sampah sembarangan.
BACA JUGA:198 Ton Sampah Tekumpul saat Hujan di Surabaya
“Edukasi perlu terus digalakkan oleh seluruh elemen. Jadi tidak hanya instansi pemerintahan saja. Kemudian sanksi juga harus diberikan, baik sanksi denda atau sosial, agar warga yang antipati terhadap masalah lingkungan bisa peka,” kata Buchori, Kamis, 7 Desember 2023.
BACA JUGA:Sampah Plastik Hantui Sungai dan Irigasi Surabaya, BRUIN: Perlu Komitmen Pemkot
Kendati demikian, menurutnya kondisi sungai maupun saluran air di Surabaya semakin lebih baik. Timbunan sampah dinilainya tidak separah dulu.
BACA JUGA:Sampah Plastik Jadi Masalah Serius Surabaya, Optimalkan Perwali
Berangkat dari sini, politisi senior PPP ini berharap, masyarakat terus meningkatkan kesadarannya. Sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga.
BACA JUGA:Sungai di Surabaya Dipenuhi Sampah Plastik, Ecoton Desak Produsen Bertanggung Jawab
“Dulu itu sampai ada sampah kasur, kursi, lemari dan lain sebagainya. Nah sekarang jauh lebih baik dan mendingan. Tinggal bagaimana peran pemkot untuk mengatasi dan kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan,” tuntasnya. (*)