JOMBANG, MEMORANDUM - Untuk meningkatkan kesadaran akan pencegahan stroke, RSUD Jombang menyelenggarakan seminar dengan tema 'Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati, Lebih Hebat dari Stroke'.
Seminar dalan rangka Hari Stroke Sedunia 2023 (World Stroke Day) dan juga Hari Diabetes Sedunia 2023 ini, bertempat di Ruang Pertemuan KH. Wahab Hasbullah lantai 4, RSUD Jombang.
Seminar diikuti oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), dokter dari puskesmas maupun klinik, IDI dan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Tujuannya untuk menurunkan angka stroke di rumah sakit dan mencegah diabet sejak dini.
BACA JUGA:Poli Eksekutif, Layanan Unggulan RSUD Jombang
Angka stroke di rumah sakit semakin lama semakin tinggi, dari 7 per 1000 penduduk, sekarang menjadi 10,9 per 1000 penduduk. Angka tersebut sudah mengkhawatirkan, karena stroke bisa mengakibatkan kecacatan. Stroke dimulai dari diabet dan darah tinggi.
Direktur RSUD Kabupaten Jombang, Dr. dr. Ma'murotus Sa'diyah, M.Kes mengungkapkan, bahwa pihaknya menggandeng FKTP supaya screening pasien diabet dan hipertensi supaya diperketat, pengobatannya lebih baik, supaya tidak jatuh dalam keadaan stroke.
"Karena kami sebagai rumah sakit rujukan, menerima pasien biasanya sudah dalam kondisi parah. Nah ini sudah sulit, sudah cacat dan lain sebagainya," ungkapnya, Rabu 06 Desember 2023.
BACA JUGA:Peringati Hari Paru-Paru Sedunia, Dokter Spesialis Paru RSUD Jombang Jelaskan Bahaya PPOK
Direktur RSUD perempuan yang akrab dipanggil Ning Eyik ini menjelaskan, bagaimana supaya tidak jatuh dalam keadaan yang berat, maka RSUD Jombang menggandeng puskesmas supaya bisa mendeteksi dini kasus stroke, pengobatan diabet lebih teratur dan hipertensi.
"Artinya, pencegahan stroke itu bisa dimulai dari puskesmas, begitu," jelasnya.
Ning Eyik membeberkan, dari data di rumah sakit, rata-rata merawat pasien stroke dalam waktu satu bulan hampir mencapai 200 pasien. Terjadi kenaikan cukup signifikan, sekitar 30 persen dari tahun 2022. Artinya ini sangat mengkhawatirkan.
"Dan stroke itu kecacatannya yang perlu diperhatikan. Stroke itu bisa dicegah kalau penanganan pertama di FKTP cepat, segera dirujuk, sehungga penanganan bisa optimal," bebernya.
BACA JUGA:Pencegahan dan Penanganan Kuning pada Bayi, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Anak RSUD Jombang
Dari seminar ini, Ning Eyik mengatakan, pihaknya bersama-sama dengan FKTP mencegah terjadinya stroke. Karena kalau rumah sakit sendiri tentunya tidak bisa. Dan harapannya, puskesmas lebih masif melakukan sosialisasi ke masyarakat.
"Karena kami tidak bisa menjangkau desa, wilayah tupoksi kami dibatasi hanya di RSUD. Kami berharap teman-teman FKTP, puskesmas, dokter klinik, itu bisa menyalurkan sosialisasi ke masyarakat," katanya.
Jadi, Ning Eyik memaparkan, bahwa ini persoalan global, bukan hanya di Jombang, bukan hanya di Indonesia. Stroke mengancam, salah satunya karena pola hidup yang tidak sehat. Oleh sebab itu sangat penting menjaga pola hidup sehat.
"Seoerti memakan makanan sehat, kurangi makanan instan, gula, makanan yang terlalu asin mengandung msg, kemudian jaga pola tidur," paparnya.
BACA JUGA:Hari Kebersihan Tangan Sedunia, Komite PPI RSUD Jombang Sosialisasi Cuci Tangan
Menurut keterangan Ning Eyik, poka tidur harus 6-8 jam per hari itu wajib, karena tidur regenerasi sel. Lalu olah raga setiap hari 30 menit, atau paling tidak satu minggu 4 kali gerak badan. Jadi jangan sampai malas berjalan dan berjemur.
"Jadi intinya, jalan, berjemur, jaga makan, jaga tidur, jaga istirahat, jaga pikiran jangan sampai stres. Dan untuk yang sudah stroke, support keluarga itu penting. Termasuk psikis, untuk membangkitkan semangat pasien," pungkasnya.(yus)