Dikata-katai sebagai Perempuan Gatel
Ternyata inilah pangkal kebubrahan rumah tangganya. Yoyok jadi sering pulang terlambat, sering ngapusi, bahkan kadang sampai tega turun tangan memukul dan menendang istri.
“Suatu saat uang belanja yang aku terima berkurang cukup banyak. Wajar kan kalau aku menanyakannya? Dia bilang gajinya dipotong untuk cicilan motor,” kata Lilis.
Waktu itu Yoyok memang nganyari motor. Tapi seiring perjalanan waktu, terungkap bahwa motor tersebut adalah fasilitas kantor yang diberikan kepada komandan wilayah.
Yang paling dirasakan Lilis adalah perubahan sikap Yoyok di atas ranjang. Pria yang dulu selalu memberinya kehangatan, bahkan terkadang sampai kepanasan, itu berubah dingin.
Desahan Lilis tak mampu membangkitkan semengat tempur Yoyok. Elusan pun kini tak berarti lagi. Pernah saking kepinginnya, Lilis sengaja membangunkan singa yang sidang tidur dengan mengutak-atik senjata pamungkas suaminya.
Tapi, apa yang terjadi? Lilis malah dikata-katai sebagai perempuan gatel, wanita malam, dll dsb, dst. Lilis shock.
Padahal, dia hanya meminta haknya sebagai seorang istri. “Salahkah Om kalau aku minta nafkah batin? Aku wanita normal,. Kadang aku butuh itu,” tuturnya diiringi tetesan air dari sudut matanya. Setelah itu dia diam cukup lama.
Suami yang tidak lagi hangat di tempat tidur memunculkan aneka tanda tanya bagi Lilis. Apakah Yoyok menjadi lemah karena terlalu berat beban kerjanya setelah promosi? Apakah Yoyok terkena penyakit? Atau jangan-jangan Yoyok…?
Lilis tak berani melanjutkan prasangka-prasangka yang berkelebat di pikirannnya. Dia mencoba mengedepankan positive thinking menghadapi masalah ini. Lilis tak ingin rumah tangganya hancur karena kecurigaan dan ketidakpercayaan.
Masalahnya, Yoyok tak pernah bisa diajak omong baik-baik soal ini. Bawaannya emosi melulu. Tidak hanya selalu diam saat diajak ngomong, kini Yoyok semakin jarang di rumah.
Suatu ketika Lilis mencoba mencari keberadaan Yoyok dengan menelepon kantor pusat perusahaan suaminya. Seorang pria dengan suara berat menjawab di ujung telepon.
Dalam pembicaraan itu, dijelaskan bahwa Yoyok adalah anggota yang baik. Dia selalu disiplin dan memegang tanggung jawab. Tidak pernah berbuat yang kurang baik atau berseteru dengan sesama anggota.
Setelah menjelaskan kenyataan yang kini terjadi dalam rumah tangganya, Lilis berpesan agar orang tersebut menyampaikan pesan kepada suaminya untuk segera pulang.
Dua-tiga hari, ternyata Yoyok tak kunjung pulang. Akhirnya Lilis memutuskan mencegat Yoyok di kantornya menjelang bubaran kantor. Ditunggu di teras kantor hingga lepas Isya, ternyata Yoyok baru terlihat batang hidungnya.
Tak hanya batang hidung Yoyok, lelaki berbadan atletis ini juga membawa batang hidung seorang perempuan di boncengan motor. Ya, Yoyok membonceng seorang gadis cantik yang masih belia. (jos/habis)