Menikah dengan Kepala Sekuriti Kampus
Ada yang menarik perhatian Lilis. Di antara mereka ada seorang pemuda 26 tahun. Dia tak banyak omong dan bertingkah seperti teman-temannya. Ketika pesan minuman, pemuda ini pun hanya minta segelas teh tawar panas.
Yang paling mengejutkan, sementara teman-temannya memilih ditemani purel-purel muda dan cantik, pemuda tersebut justru memilihnya sebagai teman duduk.
"Ya, sekadar teman duduk saja. Tak lebih," katanya.
Lilis yang sebenarnya di bagian resepsionis sempat bingung kenapa disuruh bosnya menemani tamu? Tapi, tak lama kemudian dia menerima telepon dari bosnya yang menjelskan alasannya menyuruh Lilis menemani tamu.
Ternyata dia diminta khusus oleh sang tamu, sebut saja Yoyok. Yoyok adalah sosok lelaki pendiam.
Selain minta ditemani menyanyi bersama, orang tersebut hanya sekali minta dilayani: memesan segelas teh tawar panas.
BACA JUGA:Lelaki yang Selalu Jadi Prahara bagi Lilis (2)
Sebelum pulang, Lilis dan Yoyok bertukar nomor WA. Ternyata pertemuan singkat itu membawa kenangan khusus bagi Lilis.
Kesahajaan Yoyok sering melintas di benaknya. Walau begitu, dia tak berani meneleponnya, meski kehendak tersebut ada.
Ternyata perasaan mereka nyambung. Di tempat lain, Yoyok juga terbayang-bayangi kenangan saat keduanya bertemu.
Berbeda dari Lilis yang sungkan untuk menghubungi Yoyok, pria yang berusia tiga tahun di bawah Lilis ini lebih berani. Maka, sejak itulah terjalin komunikasi.
Dari sekadar basa-basi, kepala sekuriti di sebuah kampus perguruan tinggi ini akhirnya rajin mengantar-jemput Lilis.
"Saya akhirnya menikah dengannya," kenang Lilis.
Saat mengucapkan kalimat ini, terdengar nada bahagia tercampur kegetiran. Ditemui Memorandum di warung ceker pedas sekitar kantor pengadilan agama (PA), pandangan matanya terasa hampa.
Dia mengaku tidak memakai jasa pengacara karena tidak akan kuat membayar mereka.
"Ngglundhung ae, Om. Masio suwi marine rapopo, sing penting beres," kata pemilik andeng-andeng pemanis wajah di bawah bibir tipis ini.
BACA JUGA:Lelaki yang Selalu Jadi Prahara bagi Lilis (1)
Diakui Lilis, awal perkawinan mereka diliputi kebahagiaan yang tiada terkira. Yoyok yang penuh perhatian, Yoyok yang sabar, dan Yoyok yang romantis adalah hal-hal yang sering dia banggakan di depan keluarga.
Ingin mandiri, Lilis lantas minta izin orang tuanya mengontrak rumah. Dia berjanji akan mencari rumah tak jauh dari tempat tinggal orang tuanya tersebut. Agar dia bisa mengawasi orang tuanya yang sudah tua, terutama sang ayah.
Kebahagiaan sempat menghampiri pasangan ini ketika Yoyok diangkat perusahaan penyalur tenaga sekuriti yang menaunginya jadi komandan wilayah. Sekarang dia membawahi wilayah Surabaya Barat. (jos, bersambung)