MEMORANDUM-Upacara Mekare-Kare atau yang lebih dikenal dengan Perang Pandan merupakan salah satu tradisi budaya Bali yang unik dan menarik. Fakta apa yang membuat upacara Mekare-Kare atau Perang Pandan di Bali ini unik?.. simak.
Tradisi ini merupakan ritual persembahan untuk menghormati Dewa Indra, dewa perang dalam kepercayaan Hindu Bali. Upacara ini diadakan setiap tahun di Desa Tenganan Pegringsingan, Karangasem, Bali.
Sejarah Upacara Mekare-Kare
Sejarah Upacara Mekare-Kare tidak lepas dari kisah Dewa Indra yang bertempur melawan Maya Denawa, seorang raja raksasa yang sewenang-wenang dan melarang rakyatnya menyembah Dewa.
Perlakuan Maya Denawa yang semena-mena membuat rakyatnya menderita. Mereka pun memohon kepada Dewa Indra untuk membantu mereka.
Dewa Indra pun mengabulkan permohonan rakyatnya. Ia turun ke bumi dan bertempur melawan Maya Denawa. Pertempuran berlangsung sengit, namun akhirnya Dewa Indra berhasil mengalahkan Maya Denawa.
Kemenangan Dewa Indra ini disambut dengan suka cita oleh rakyatnya.
Untuk mengenang perjuangan Dewa Indra, rakyatnya pun menggelar upacara Mekare-Kare.
Dalam upacara ini, para pemuda Desa Tenganan Pegringsingan berperang menggunakan batang pandan yang telah diruncingkan. Tradisi ini diyakini sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Indra.
BACA JUGA:Tradisi Upacara Adat Jawa: Memperkuat Identitas dan Kebersamaan dalam Masyarakat
Keunikan Upacara Mekare-Kare
Upacara Mekare-Kare memiliki beberapa keunikan yang menarik untuk disimak. Berikut ini adalah beberapa keunikan tersebut:
• Perang menggunakan batang pandan
Uniknya, dalam upacara Mekare-Kare, para pemuda Desa Tenganan Pegringsingan menggerakkan menggunakan batang pandan yang telah diruncingkan.
Batang pandan ini disebut dengan "suluh". Suluh-suluh ini diikatkan di tangan para pemuda menggunakan kain.