BOJONEGORO, MEMORANDUM - Syahida Myesha Almahyra (1) yang akrab di sapa Myesha adalah puteri cantik satu-satunya dari Yeni Rosida (25), warga asli Desa Prigi, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Setelah dilahirkan, Myesha mengalami kelainan jantung sehingga selama delapan hari setelah dilahirkan, ia tidak diperbolehkan pulang namun harus tetap tinggal untuk rawat inap dulu di rumah sakit guna menstabilkan kondisinya. Beruntung, Myesha telah terdaftar pada Program (Jaminan Kesehatan Nasional) JKN sehingga biaya pengobatannya dijamin semuanya oleh BPJS Kesehatan.
“Saya mempunyai riwayat keguguran sampai empat kali dan Myesha ini adalah anak ke lima yang lahir secara sesar dengan berat badan 2,2 kg. Setelah delapan hari di rumah sakit dan diperbolehkan pulang, saya merasakan Myesha masih belum membaik keadaannya. Lalu saya dan Myesha kembali lagi menuju puskesmas untuk berobat dan mendapatkan rujukan ke rumah sakit,” terang Yeni, sang ibu.
Akhirnya setelah diperiksa oleh dokter, Myesha di diagnose mempunyai penyakit jantung bawaan dan membuat Yeni kaget bukan kepalang dan hampir pingsan mendengarnya. Yeni tidak sanggup menghadapi jika dokter memberikan tindakan selanjutnya untuk menangani Myesha.
BACA JUGA:Tidak Rumit, Aplikasi Mobile JKN Mudahkan Warga Bojonegoro Daftar Antrean Online di Faskes
“Saya menangis sejadi-jadinya, anak saya ini bagaimana kondisinya karena masih berusia satu tahun. Lalu oleh dokter dan perawat saya pun di tenangkan dan diyakinkan bahwa Meysha akan di terapi dengan obat rawat jalan terlebih dahulu sampai kondisi memungkinkan untuk dilakukan pemasangan katerisasi. Berat badannya kan sulit naiknya, jadi tindakan medis seperti operasi akan di kondisikan,” papar Yeni.
Tahun pun berjalan dan Meysha berusia hampir 2,5 tahun namun kondisinya juga belum begitu membaik. Atas petunjuk dan saran dokter, Yeni tetap rutin memeriksakan Meysha ke faskes untuk mengontrol kondisi putrinya.
“Akhirnya oleh dokter di puskesmas, tibalah Meysha harus dirujuk kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan Ekokardiografi. Dokter kembali menawarkan untuk dilaksanakan pemasangan kateter jantung. Nah, akhirnya saya menyetujui berharap Meysha kembali normal,” terang Yeni.
BACA JUGA:Dua Kali Operasi Hernia, Warga Bojonegoro Tenang Karena Dijamin Penuh Program JKN
Lalu di tahun 2023 dilakukan operasi pemasangan kateter jantung karena dokter menganggap berat badannya sudah memenuhi salah satu persyaratan. Namun Tuhan ternyata punya rencana lain, operasi pemasangan kateter jantung belum berhasil di lakukan.
“Saya pasrah dengan yang terjadi, dokter dan perawat sudah mengupayakan dengan sebaik mungkin dan doa yang terpanjatkan tiada henti. Pada dasarnya operasi tetap berjalan namun saat alat tersebut hendak dipasangkan, kondisi Meysha tidak memungkinkan karena tiba-tiba drop. Akhirnya saat ini yang dilakukan adalah kembali dengan obat rawat jalan,” tambah Yeni.
Yeni juga mengucapkan syukurnya karena layanan JKN sangat meringankan, mudah, dan cepat. Ia mengaku juga telah memanfaatkan layanan aplikasi Mobile JKN agar saat kembali kontrol baik di puskames atau ke rumah sakit, tidak perlu lagi antre.
“Sekarang ini semuanya serba dimudahkan saat akan berobat. Tinggal menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja sudah langsung dapat dilayani juga tidak ada fotokopi berkas lagi. Itu juga yang membuat hemat di kantong,” jelas Yeni.
BACA JUGA:Hamil dan Harus Operasi Sumsum Tulang Belakang, Warga Bojonegoro Percayakan Program JKN
Yeni menjelaskan jika saat ini kondisi Meysha dengan terapi obat rawat jalan sudah sedikit membaik. Yeni berharap, semoga Meysha dapat tumbuh menjadi anak yang sehat seperti anak yang lain.
“Saya mengucapkan sekali lagi terima kasih pada BPJS Kesehatan yang telah membantu pengobatan anak saya sampai saat ini. Jika saya menjadi pasien umum tentu rumah saya pun akan saya jual untuk biaya pengobatan. Semoga BPJS Kesehatan selalu menjadi layanan kesehatan yang hebat yang kehadirannya selalu dinanti banyak orang dan mohon doanya untuk kesembuhan anak saya,” tutup Yeni.(ru)