SURABAYA, MEMORANDUM- Selama 36 tahun menjadi anggota polisi AKBP (purn) Sudamiran ibaratnya kenyang pengalaman. Sebab, Cak Damiran-sapaan karibnya- menyebut, ia memulai karir dari bawah.
Dalam Podcast Memorandum TV yang dipandu host Eko Yudiono, Rabu, 1 November 2023, mantan Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya ini memberikan pesan kepada anggota polisi yang masih bertugas agar selalu mengedepankan prinsip, melindungi, mengayomi dan melayani Masyarakat.
“Jangan sakiti hati masyarakat. Fokus dan bekerja keras dan tawakal serta jujur adalah kunci keberhasilan,” bebernya. Ia juga menyebut, garis tangan dan atas kekuasaan Allah SWT dia bisa sukses meniti karir dari bawah.
BACA JUGA:Pembunuhan Menantu Hamil di Pasuruan, Psikolog: Pelaku Kemungkinan Depresi
“Saya tidak membayangkan bisa menjadi Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya. Padahal, waktu saya masih pangkat sersan, untuk masuk ke ruangan Kasat tidak meski sebulan sekali,” kenangnya.
BACA JUGA:Dugaan Mertua Bunuh Menantu di Pasuruan, Mulai Persoalan Utang, Pemerkosaan hingga Ilmu Kejawen
Namun, berkat ketekunan dan usaha kerasnya, Damiran akhirnya berhasil menjadi seorang perwira hingga menduduki jabatan strategis sebagai Kasat Reskrim.
“Setelah saya lulus pendidikan di SPN, banyak rekan-rekan saya yang minta penempatan di daerah masing-masing. Saya sendiri berasal dari Ngawi. Anak desa. Namun saya minta penempatan di Surabaya dan akhirnya membawa saya yang non-Akpol menduduki jabatan strategis dan bukan saya sombong tapi di Polrestabes Surabaya baru saya,” bebernya.
Damiran juga berpesan untuk para Kasat agar selalu mengedepankan sikap sebagai seorang pemimpin. “Bahwa keberhasilan kita juga karena keberhasilan anggota. Tidak selalu menyalahkan anggota terkait kesalahan yang kita buat adalah seorang pemimpin sejati,” katanya.
Setelah pensiun dari polisi, Damiran menjadi seorang advokat. Namun ia menyebut, antara polisi dan advokat sebenarnya sesuai undang-undang adalah bagain dari penegak hukum.
“Jadi ilmu yang saya pelajari di kepolisian bisa saya gunakan atau terapkan ketika menjadi advokat. Sebenarnya fungsi advokat untuk bukan untuk membebaskan atau meringkan hukuman bagi seseorang yang terlibat hukum melainkan kepada pendampingan atas hak-haknya ketika tersangkut atau bermasalah dengan hukum” urainya.
Selain advokat, kesibukan lain Damiran adalah bermain golf. Luar biasanya, Damiran bahkan mendapatkan delapan hole in one (pukulan sekali masuk) ketika bermain golf.
“Alhamdulillah. Ketika bermain golf, saya sudah delapan kali bisa hole in one yang kata orang bahkan ada yang 30 tahun main golf belum pernah berhasil hole in one. Itu semua adalah karunia dari Allah,” jelasnya.
Bahkan, suatu ketika Damiran bercerita bahwa dia berhasil hole in one ketika kondisinya kurang fit. “Kebetulan malanya ada kegiatan pencak silat dan paginya harus main golf. Tapi alhamdulillah, meski kurang fit toh saya bisa dapat hole in one yang ketika itu hadiahnya uang tunai Rp 200 juta,” kenangnya. (ono)