MEMORANDUM - Pada tahun 1992, ilmuwan kelautan Roger Payne dan Scott McVay mendeteksi suara aneh di Samudra Pasifik. Suara itu berasal dari seekor paus bungkuk jantan, tetapi berbeda dari suara paus bungkuk lainnya. Suara paus itu bernada tinggi dan melengking, dengan frekuensi 52 Hertz.
Paus bungkuk jantan ini kemudian diberi nama "52 Hertz". Paus ini telah dilacak oleh ilmuwan selama lebih dari 30 tahun. Selama waktu itu, 52 Hertz telah berenang ke seluruh Samudra Pasifik, tetapi tidak pernah bertemu dengan paus bungkuk lainnya.
Para ilmuwan percaya bahwa 52 Hertz terlahir dengan mutasi genetik yang menyebabkannya bernyanyi pada frekuensi yang berbeda. Frekuensi ini berada di luar jangkauan pendengaran paus bungkuk lainnya, sehingga membuatnya sulit untuk menemukan pasangan.
Kisah 52 Hertz telah menjadi simbol kesepian dan keterasingan. Paus ini adalah satu-satunya di dunia yang bernyanyi pada frekuensi ini. Hal ini membuatnya sulit untuk terhubung dengan paus bungkuk lainnya, dan membuatnya merasa terasing. Hal ini membuatnya juga dijuluki sebagai “Lonely Whale” atau paus kesepian.
Kisah 52 Hertz juga telah menjadi peringatan tentang pentingnya konservasi laut. Paus bungkuk adalah spesies yang terancam punah. Hilangnya habitat dan penangkapan ikan yang berlebihan telah mengurangi jumlah paus bungkuk di dunia.
52 Hertz masih hidup hingga saat ini. Paus ini telah menjadi simbol harapan bagi para ilmuwan dan konservasionis. Mereka berharap bahwa 52 Hertz suatu hari nanti akan menemukan pasangan dan memulai keluarga.(mg4)