Surabaya, Memorandum - Harga beras di pasar tradisional Surabaya terus mencekik. Hari ini, harga komoditas pangan utama sebagai makanan pokok tembus Rp 15.000. Kenaikan ini dikarenakan musim kemarau berkepanjangan dan belum ada panen raya.
Seperti di Pasar Pakis, harga beras premium per kg mencapai Rp 15.000 per kg. Sedangkan beras medium harganya mulai dari Rp 14.000 per kg.
Ifa salah satu toko sembako di Pasar Pakis mengatakan kenaikan harga beras sudah 2 sampai 3 bulan belakangan. Harga beras mulai Rp 13.5000, Rp Rp 14.000 per kg kualitas medium sampai Rp 15.000per kg untuk premium.
"Harga beras cap anggur yang sebelumnya Rp 11.00 per kg kini naik jadi Rp 13.500 per kg, untuk merek lele harga yang sebelumnya Rp 12,500 kg kini jadi 14 ribu, untuk merek Pinpin harga per 5 kilo yang awalnya 54 ribu sekarang menajdi 74 ribu. Sedangkan untuk perkilonya menjadi 15 ribu untuk merek Pinpin. Sementara untuk beras raskin harganya 10 ribu perkilo," kata Ifa ditemui Memorandum di tokonya, di Pasar Pakis.
Ia menyebut, harga beras naik karena musim kemarau yang panjang. Apalagi di daerah petani pendistributor padi mengalami kekeringan. Kemudian, masih belum ada panen raya. Sehingga hasil panen padi biasa berkurang. "Kenaikan harga beras itu terjadi setiap minggunya, belum menunjukkan adanya penurunan selama 2-3 bulan ini. Kenaikannya 2 ribu, itu ritmenya terjadi selama seminggu sekali naik," terangnya.
Ia mengaku pembeli juga menurun. Kenaikan harga bahan pokok itu mengakibatkan kondisi pasar sepi. "Kok bisa ya, saya juga heran kok. Penurunannya 25 persen," ungkapnya.
Pihaknya berharap pemerintah dalam hal ini untuk menyikapi kenaikan harga beras ini. Dalam hal ini harusnya bulog memberikan jatah kepada pedagang. "Kalau tahun lalu ada pasar murah dapat jatah dari bulog 25 pics harganya miring. Kalau sekarang tidak ada," ungkapnya.
Sementara untuk bahan pokok lainnya seperti gula, telor, minyak juga terus melambung naik. Menurut Ifa untuk harga gula yang dulunya 9 ribu sekrang menjadi 15 ribu. Untuk telor yang dulunya 20 ribu sekarang menjadi 24 ribu. Sedangkan untuk minyak goreng yang bermerek seperti sanco dan Bimoli 37 per 2 liter.Kalau minyak curah per satu liter 20 ribu.
"Untuk harga telor naik turun. Sedangkan untuk minyak goreng terus melambung naik," ungkapnya.
Sama halnya dengan Umi agen beras di daerah Penjaringansari, semua beras naik sejak awal Agustus. Harga beras medium saat ini Rp 14.000 per kg dan beras premium paling mahal Rp 15.000 per kg.
"Sementara kalau saya ambilnya langsung dari petani Lamongan. Stok beras sedikit karena belum panen raya, adapanen pun itu kecil kecilan," ungkapnya.
Sementara terkait inport 1 juta ton beras dari China, pihaknya mendukung karena demi memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. "Sebab kalau ini terus terusan begini, harga beras semakin naik terus. Sebab kekeringan berpotensi mengganggu produksi padi petani dan dampaknya pada stok padi," jelasnya.
Selain dirasakan pedagang bahan pokok, kondisi ini juga dirasakan pemilik catering nasi. Salah satunya Teteh, dimana ia harus memutar otak agar penjualannya dapat berjalan beriringan.
"Sehingga gak sampai rugi. Kalau catringnya dinaikkan pelangganya ya kabur mas. Jadi kita pilih beras yang agak murah, sebelumnya pakai merek pin pin sekarang pakai merek anggur yang kualitasnya standar," ungkapnya.
Pihaknya juga mengungkapkan kondisi saat ini, ada pedagang beras yang nakal. Dimana mereka mengoplos beras kualitas bagus dengan jelek.
"Saya kemarin beli di pasar, ada beras bermerek harganya 13 ribu perkilo. Ternyata beras itu dioplos dengan beras biasa. Ternyata pedagang ini mengaku melakukan itu karena masyarakat ingin cari beras yang murah tapi bermerek," ungkapnya.(alf)