Suhu politik tanah air tiba-tiba memanas. Seiring Koalisi NasDem dan PKB, ditambah PKS mendorong Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar maju Capres-Cawapres 2024.
Meski perjuangan menuju Istana Negara masih butuh tenaga ekstra, dana ekstra untuk bisa meyakinkan rakyat di pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 perlu ditambah.
Semua dipersiapkan untuk menuju pendaftaran pemilihan presiden menunggu 19 Oktober 2023. Itu pun harus memenuhi syarat 20 persen parliamentary threshold (PT) atau ambang batas partai politik sebagai pengusung capres-cawapres.
BACA JUGA:Marwah MK
BACA JUGA:Krisis Ekonomi
Tentu Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ditambah kekuatan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), sudah memenuhi parliamentary threshold 20 persen sebagai syarat administratif parpol pengusung.
BACA JUGA:Setop Bully, Peran Penting Orang Tua
BACA JUGA:Like and Dislike
Majunya Anies Baswedan-Muhaimin akan menjadi daya kejut partai politik lain yang belum memastikan dukungan di Pilpres 2024. Petinggi partai politik, semakin intens berkomunikasi dalam koalisi untuk ikut mendukung Prabowo Subianto ataupun Ganjar Pranowo. Ataukah ada calon presiden lain.
Menuju pendaftaran ke KPU tentu banyak kejutan. Pat Gulipat, Siapa Cepat. Kondisi ini, membuat Bacapres Prabowo Subianto, maupun Bacapres Ganjar Pranowo juga bersiap menyampaikan siapa pasangan calon wakil presiden keduanya yang pas.
Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Gerindra (baca ouwner Partai Gerindra) tentu tidak sulit menentukan siapa calon wakil presidennya.
Meski begitu Partai Gerindra tentu sangat hati-hati memilih calon wakil presiden. Tentu tokoh yang mampu mendulang suara menuju kursi Istana negara.
Bisa dipastikan tidak mau Pat Gulipat, Siapa Cepat. Namun dengan strategi matang, survei, elaktabilitas, kapasitas, dan kapabilitas untuk bacawapres yang akan digandeng.
BACA JUGA:TPPO
BACA JUGA:Darurat Narkoba VS Konstruksi Kepentingan