Jakarta, Memorandum - Hari ini, 22 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 13 September 2000, sebuah ledakan bom terjadi di lantai parkir Bursa Efek Jakarta (BEJ). Ledakan tersebut menewaskan 15 orang dan melukai 90 orang lainnya.
Ledakan terjadi sekitar pukul 15.20 WIB. Bom tersebut diletakkan di dalam mobil Toyota Corona Mark II warna merah yang diparkir di lantai P2 BEJ. Mobil tersebut dikemudikan oleh Irwan, dan diikuti oleh mobil Suzuki Sidekick ungu yang dikendarai Ibrahim Hasan, di dalamnya ada Ibrahim Manaf dan Tengku Ismuhadi.
Ledakan tersebut menyebabkan kerusakan yang cukup parah di lantai parkir BEJ. Sebanyak 104 mobil rusak berat dan 57 rusak ringan.
Pemerintah Indonesia menuduh kelompok militan Jamaah Islamiyah (JI) sebagai dalang dari ledakan tersebut. JI adalah kelompok militan yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Ledakan bom di BEJ merupakan salah satu peristiwa terorisme paling tragis yang terjadi di Indonesia. Peristiwa ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian Indonesia, dan juga menjadi pengingat akan ancaman terorisme di Indonesia.
Dampak Ledakan Bom di BEJ
Ledakan bom di BEJ memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok hingga 10% pada hari setelah ledakan. Hal ini menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi investor.
Pemerintah Indonesia juga mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan keamanan di BEJ dan gedung-gedung publik lainnya. Kebijakan ini antara lain meliputi pemasangan alat pendeteksi bom, peningkatan jumlah petugas keamanan, dan pelatihan anti-terorisme.
Kenangan Korban Ledakan Bom di BEJ
Ledakan bom di BEJ meninggalkan kenangan yang mendalam bagi para korban dan keluarga mereka. Beberapa korban yang selamat mengatakan bahwa mereka masih trauma dengan peristiwa tersebut.
"Saya masih ingat bagaimana saya berlarian untuk menyelamatkan diri dari ledakan," kata Rini, salah satu korban yang selamat. "Saya masih bisa mendengar suara ledakan dan melihat asap hitam membumbung tinggi."
Keluarga korban juga masih merasakan kehilangan yang mendalam. "Ayah saya meninggal dalam ledakan itu," kata Ratna, putri salah satu korban. "Saya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah pergi."
Ledakan bom di BEJ merupakan tragedi yang tidak boleh dilupakan. Peristiwa ini merupakan pengingat bahwa terorisme masih menjadi ancaman bagi Indonesia.(ziz)