Surabaya, Memorandum - Di tangan empat mahasiwa Unair, daun pecut kuda salah satu tanaman liar yang hidup di Indonesia, bisa disulap menjadi sebuah inovasi obat pereda sakit tenggorokan.
Keempatnya yaitu Insyaf Abdi Agung Muhammad, Mas'uliyatin Nafilah, Filah Ma'mala, dan Jihan Aura. Mereka dibimbing oleh Myrna Adianti dosen Fakultas Vokasi.
Melalui judul “Herbs Co-Spray: Inovasi Cough Spray Pelega Tenggorokan Berbahan Dasar Daun Pecut Kuda (Nama ilmiah dari tanaman ini adalah Stachytarpheta jamaicensis)”, mereka berhasil memperoleh pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dari Kemdikbud.
Ide obat pereda sakit yang memanfaatkan sumber daya alam ini bermula Insyaf dan temannya melihat perkembangan zaman seperti sekarang menuntut orang-orang untuk serba cepat. Oleh karena itu, diperlukan inovasi yang dapat mempermudah kegiatan sehari-hari.
“Untuk mempermudah kegiatan sehari-hari, kami memutuskan membuat inovasi obat pereda sakit tenggorokan dalam bentuk spray atau semprot. Penggunaan spray sebagai obat sakit tenggorokan bisa menjadi solusi yang lebih praktis, kekinian, dan efisien untuk membantu meredakan batuk,” terang Insyaf, mahasiswa D4 Pengobat Tradisional angkatan 2021 sekaligus ketua kelompok.
Berdasarkan obresvasi itu, Insyaf dan tim memutuskan untuk menggunakan daun pecut kuda sebab tanaman berkhasiat tinggi ini masih belum banyak dimanfaatkan. Padahal, daun pecut kuda memiliki kandungan alkaloid, tanin, dan saponin yang bermanfaat untuk melegakan sakit tenggorokan.
“Produk Herbs Co-Spray merupakan salah satu produk inovasi obat herbal berbentuk spray. Cara penggunaannya sangat mudah, cukup dengan dua langkah. Pertama kocok terlebih dahulu herbs cough spray, kemudian semprotkan langsung ke dalam tenggorokan melalui mulut tanpa perlu mengambil napas,” jelas Insyaf.
Obat semprot yang dikembangkan oleh Insyaf dan tim memiliki beberapa peluang, seperti mudah dipasarkan, belum ada obat cough spray berbahan pecut kuda sebelumnya, serta harganya yang relatif terjangkau bagi masyarakat.
“Di sisi lain, produk yang kami buat ini tidak terlepas dari tantangan, misal perlunya edukasi dan promosi di masyarakat agar mudah diterima serta adanya kompetitor ternama yang menjual produk sejenis. Selain itu, karena produk kami berbahan herbal yang tidak menggunakan pengawet, kami masih kesulitan dalam menentukan bahan untuk memperpanjang usia produk,” ujarnya.
Di balik peluang dan tantangannya, obat semprot hasil inovasi Insyaf dan tim juga mengandung berbagai manfaat, antara lain mempermudah masyarakat dalam meredakan batuk dan aman dikonsumsi dari rentang usia empat tahun sampai dewasa.
“Semoga produk Herbs Co-Spray yang kami tawarkan dapat bermanfaat bagi banyak orang, khususnya yang memiliki masalah dengan sakit tenggorokan," pungkas Insyaf.(alf/ziz)