Surabaya, memorandum.co.id - Mendengar kabar tersangka terakhir ditembak mati oleh Tim Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, membuat adik korban, Kristinawati (50), sangat bersyukur dan lega. Dia juga mengungkapkan jika usaha polisi yang selama ini dinanti-nanti tidak sia-sia. "Alhamdulillah, bersyukur sekali ternyata polisi nggak sia-sia sudah bekerja keras menemukan pelaku apalagi ini sudah ditembak mati. Nyawa harus dibayar nyawa," kata Kristinawati ditemui di kamar jenazah RSU Dr Soetomo. Selama ini, Kristin panggilan akrabnya mengaku belum bisa bernafas lega, meski dua tersangka lainnya sudah tertangkap. Sebab, otak komplotan perampok yang tega membunuh Suwatik (55), kakak kandungnya itu belum terungkap. Dia mengaku dalam dua tahun terakhir, dia tidak pernah sekalipun absen mendoakan kinerja kepolisian dalam memburu Riandi Prastiawan alias Andi Prasojo alias Slamet Waluyo. "Jujur saat dihubungi pak polisi, perasaan saya senang sekali. Terlebih, selama lebih dari 2 tahun ini belum juga tertangkap. Kami juga sering berdoa dan menggelar Yasinan," lanjut warga Perumahan Gunungsari Indah itu. Kristin menyebut, selama kurun waktu 2 tahun terakhir tepat setelah kakaknya, menjadi korban pembunuhan, dia intens berkomunikasi dengan pihak polisi. Sebab, dirinya belum tenang jika pelaku utama pembunuh kakaknya belum tertangkap. "Kakak saya juga ada yang polisi. Dia juga terus saya minta cepat menemukan pelaku. Karena kalau tidak ditemukan kami belum tenang. Dan alhamdulillah hari ini sudah tertangkap dan ditembak," imbuh dia.(fdn/tyo)
Kategori :