Akhirnya Melati Layu di Tangan Arjuna (1)

Selasa 25-07-2023,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Tidak ada seorang pun yang rela rumah tangganya hancur pada usia dini. Itu pula yang terjadi pada Melati (bukan nama sebenarnya). Karena itu, dia shock ketika suaminya, sebut saja Arjuna, menginginkan perpisahan. Lebih dari lima tahun pernikahan, amat banyak cobaan menerpa. Yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa Melati belum dikaruniai momongan. “Itu masalah terbesar kami,” tutur Melati kepada pangacara yang berkantor tak jauh dari Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Melati lantas bercerita bahwa di awal nikah, ia dan suami tinggal di kota berbeda. Melati di Surabaya bersama orang tua, sedangkan Arjuna tinggal di Nganjuk. Kerja di sana membantu ayahnya mengelola bengkel kendaraan bermotor yang cukup besar. Setengah tahun kemudian baru Melati menyusul suaminya ke Nganjuk, setelah selesai mengurus kepindahan kerja sebagai aparatur sipil negara (ASN). “Akhirnya aku bisa mengikuti suami. Sungguh kami amat bersyukur dan bahagia. Tapi tak kusangka, itulah awal penderitaan panjangku,” imbuh Melati. Saat pindahan ke Nganjuk, menurut Melati, kali pertama yang ditanyakan mertuanya, terutama mertua perempuan, sebut saja Bunda Lina, adalah kehamilan. “Sudah enam bulan lho, kok belum isi? Arjuna malas-malasan ya?” kata Bunda Lina sambil mengelus perut Melati, sebagaimana ditirukan Melati. “Mas Arjuna rajin kok Mam. Sehari bahkan sampai dua kali. Mungkin belum beruntung saja,” jawab Melati asal nyeplos. Tentu saja dengan nada guyon. Bukan hanya hari itu, hari-hari berikutnya Bunda Lina tidak pernah lupa membuka percakapan soal kehamilan Melati. Intinya sama: mempertanyakan kehamilan, hanya redaksinya berbeda-beda. Dan, itu pasti menyakitkan hati sang menantu. Semakin hari bukan semakin reda, omongan Bunda Lina yang menggugat kehamilan Melati makin  panas dan membikin perih. Hampir tiap perkataannya mengandung sindiran. Apalagi setelah usia pernikahan Melati dan Arjuna menginjak usia kedua. “Sebenarnya aku pernah mengusulkan agar kami dites kesuburan, tapi mereka (keluarga Arjuna, red) tidak sepakat,” kata Melati. Alasan Bunda Lina sangat menyakitkan di telinga Melati. Dengan tandas Bunda Lina menjelaskan bahwa Arjuna tidak mungkin mandul. Bunda Lina lantas menjelaskan bahwa dirinya saja punya tujuh anak, termasuk Arjuna yang anak nomor lima. Kakak-kakak dan sebagian adik Arjuna juga terbukti subur. Masing-masing punya banyak anak, minimal dua. “Keluarga kami subur-subur semua. Masak Arjuna masih diragukan? Pokoknya kami menolak kalau Arjuna harus dites. Yang lain harus sadar dan tahu diri,” kata Bunda Lina ketika bertemu keluarga Melati, suatu saat. Beruntung keluarga Melati sabar dan bisa menerima cemoohan Bunda Lina. Justru Melati yang panas dan ingin muntab. “Kalau Ibu tidak menahan, rasanya aku mau ngruwes mulut mertua yang pedes itu,” kata Melati. Sikap mertua yang merendahkan Melati dan keluarganya mulai menimbulkan rasa benci. Bukan hanya kepada ibu mertua, namun sudah merembet ke ayah mertua dan Arjuna, yang dinilai Melati turut andil mendukung pernyataan Bunda Lina. Merasa direndahkan, Melati yang awalnya semangat memeriksakan kesuburan, mulai surut. Niat untuk memeriksakan diri sendiri pun ikut hilang. Melati tak peduli. Mau hamil atau tidak, bukan urusan orang lain. “Sampai tua tidak punya anak ya biarin,” rutuk Melati dalam hati. Kebencian kepada Arjuna makin subur karena lelaki tersebut dirasakan Melati mulai menjauh. Tidak pernah lagi mengajak jalan-jalan. Tidak pernah lagi mengajak makan malam bersama atau sekadar nonton TV bersama di ruang keluarga. Arjuna menjadi sosok yang dingin. Cuek. Tak peduli. Dll. Dsb. Dst. Melati tidak tinggal diam. Dia pun berubah jadi suka bermalas-malasan. Perempuan yang dikenal jago masak ini lebih sering membeli makanan jadi di warung sebelah. Kalau ingin lebih mewah ya pakai jasa layanan antar. Omelan Arjuna, terlebih oleman Bunda Linda, hanya didengar Melati dari telinga kiri dan diembus keluar melalui telinga kanan. “Sepulang kerja aku langsung tidur. Sampai pagi. Bangun-bangun langsung berangkat kerja,” kata Melati. (jos, bersambung)    

Tags :
Kategori :

Terkait