Jember, memorandum.co.id - Peringati dua tahun kepemimpinan Bupati Jember Hendy Siswanto bersama wakilnya Muhammad Balya Firjaun Barlaman yang dilantik pada 27 Februari 2021 silam, ratusan masyarakat Jember gelar aksi 272. Aksi demonstrasi di depan Pendapa Wahyawibawagraha Kebupaten Jember, Senin (27/2/2023) sekitar pukul 10.00. Kordinator lapangan (korlap) aksi, Kustiono Musri, mencium aroma nepotisme Bupati Jember. Pantauan di lapangan, para demonstran juga membentangkan spanduk bertuliskan Tolak Nepotisme Keluarga Bupati. Bahkan, mereka membawa mainan lato-lato saat melakukan aksi. Korlap aksi, Kustiono Musri mengatakan aksi tersebut dilakukan karena selama dua tahun kepemimpinan Bupati Hendy, angka stunting dan kemiskinan masih tertinggi di Jawa Timur. "Selama dua tahun kepemimpinan Bupati Hendy, angka kemiskinan Jember justru masih tertinggi di Jawa Timur, ini adalah fakta dari data dari lembaga yang kompeten,"ujar dia. Justru selama dua tahun menjabat, kata dia, nyaring terdengar santer kasak-kusuk dugaan nepotisme yang dilakukan oleh Bupati Jember Hendy Siswanto. "Sebagian elemen masyarakat pun juga menjuluki Bupati Hendy sebagai sebutan Kesultanan Jompo. Karena Bupati menjelma menjadi pelayan kepentingan keluarga dan kroni-kroninya sendiri," ujarnya saat orasi. Menurutnya, hal itu terlihat dalam program pembangunan infrastruktur pengaspalan jalan melalui skema multiyears yang menyedot anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) ratusan miliar. "Bupati melalui tim ahlinya justru hadir sebagai penguasa. Yang leluasa membagi-bagi proyek ratusan miliar tersebut kepada keluarga dan kroni-kroninya agar bisa makan kenyang dengan uang APBD," teriak Kustiono yang akrab disapa Cak Kus ini. Selain itu, kata Cak Kus, mengungkapkan proyek rehab gedung pendapa dan Kantor Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sengaja dipecah pecah, dengan masing-masing nilai anggarannya di bawah Rp 200 juta untuk menghindari tender. "Untuk menghindari tender, kemudian proyek tersebut dibagikan kepada kroni-kroninya melalui penunjukan langsung (PL),"urainya. Lebih lanjut, Bupati Jember Hendy Siswanto juga menjadikan keponakannya yang bukan aparatur sipil negara (ASN) jadi ajudan. Bahkan, kata dia, menantunya pun juga diangkat menjadi tim ahli pembangunan. "Tanpa ada kejelasan kompetensinya, ada juga keponakannya diangkat jadi tim ahli yang mengatur semua permainan proyek-proyek Pemkab Jember,"ulas Cak Kus. Bukan hanya itu, kata Cak Kus, Bupati Hendy juga mengangkat keponakannya menjadi kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkab Jember. Padahal, yang bersangkutan belum memenuhi syarat kepangkatan aparatur sipil negara. "Tak ayal, isu jual beli jabatan, juga sudah ramai jadi gunjingan di kalangan ASN Jember. Llalu makaler pegawai honorer, kepala sekolah dan seterusnya,"paparnya. Adanya nepotisme tersebut, lanjut Cak Kus, yang membuat sistem birokrasi menjadi rusak. Padahal, saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, janjinya akan mengembalikan ke sistem. "Faktanya semua birokrasi, dikuasi oleh keluarga bupati sendiri dan kroni-kroninya, tidak sesuai sistem,"katanya. Oleh karenanya, ia juga tidak ada tuntutan apapun dalam aksi kali ini. Karena hal ini sengaja dilakukan hanya sebatas untuk menyadarkan Bupati Hendy, agar bisa memperbaiki sistem birokrasi kembali. "Dan memberi tahu kepada publik, seperti inilah sosok Bupati Jember yang kemarin telah kami pilih. Mau dicoblos lagi atau tidak tahun 2024 besok , ya terserah,"katanya. Sekira pukul 12.30, aksi ini diakhiri dengan membakar sampah dan banner bergambar Bupati Hendy di depan Pendapa Wahyawibawagraha. Sementara Bupati Jember Hendy Siswanto di tempat terpisah setelah menghadiri Silahturahmi Forkompinda bersama Perguruan Pencak Silat se Jember di Makodim 0824/Jember saat diklarifikasi perihal aksi yang banyak tudingan miring terhadap kepemimpinan selama 2 tahun. "Dengan ucapan terima kasih atas diselenggarakan aksi unjuk rasa, ada hal positif untuk mengingatkan kita semua untuk instrospeksi diri kepada semua khususon saya bupati Jember. Dan semua bisa melakukan untuk mengkoreksi apa yang telah dilakukan selama ini, " ungkap Bupati Jember. Jadi apa yang disampaikan oleh kawan-kawan itu bagian dari koreksi, lanjut Hendy. Yang harus dia perbaiki kalau memang ada suatu hal yang kurang benar akan kami perbaiki. Tentunya masyarakat juga bisa menilai pembangunan selama dua tahun itulah hasilnya, semua nyata dan terbuka. "Dan Kami terbuka menerima koreksi apa yang kami lakukan meski masih sedikit yang bisa kami lakukan, dan masih banyak agenda pembangunan yang kurang. Untuk meneruskan pembangunan dan menjaga amanah masyarakat Jember yang harus dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat nanti nya, "pungkasnya. (edy)
Gelar Unjuk Rasa, Aksi 272 Tuding Bupati Hendy Penuh Nepotisme
Senin 27-02-2023,17:26 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :