Dipinang sang Pacar, Minta Waktu hingga Lulus Magister
Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya
Yudi mengaku separuh percaya kepada kakaknya, Rachmad, tapi separuh lagi justru menyangkal. Ia percaya anaknya diguna-guna. Yang tidak percaya, dia harus meruwat Titik untuk melepas ikatan haknya yang dilanggar adik. Untuk buang sial.
Pertama masuk perguruan tinggi, Titik berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja Antok. Tidak lama setelah itu mereka jadian jadi sepasang kekasih. Hubungan mereka cukup baik dan bisa bertahan hingga wisuda.
Titik meneruskan kuliah ke jenjang S2, sedangkan Antok langsung kerja. Walau demikian, setahun kemudian, di sela kesibukannya bekerja, Antok meluangkan waktu untuk mengambil S2.
“Nak Antok pertama meminang Titik setengah tahun setelah wisuda S1,” kata Yudi.
Saat itu Titik minta waktu hingga lulus S2. Sebaliknya, keluarga Antok ngotot agar mereka segera dinikahkan. Titik bergeming. Dia tetap pada pendiriannya bahwa dia baru mau menikah sesudah lulus S2. Meski alot, jalan tengah pun diambil: perkawinan diadakan tidak lebih dari sebulan pascawisuda S2 Titik.
Namun nahas. Dua bulan menjelang kelulusan Titik, adiknya yang baru duduk di bangku semester akhir terkena masalah. Hamil di luar nikah. Terpaksa dia dan pacarnya dinikahkan, mendahului rencana pernikahan Titik. “Sebenarnya kami tidak ada masalah. Biarkan sang adik nikah duluan, Titik menyusul setelah lulus,” kata Yudi.
Masalah justru datang dari keluarga Antok. Mereka yang ngotot membatalkan rencana pernikahan Titik-Antok, karena menganggap pernikahan adik yang mendahului kakak akan membawa sial.
Yudi mencoba memberi pengertian keluarga Antok, tapi tak diindahkan. “Kami bahkan dituduh mempermainkan anak semata wayangnya. Mereka marah besar, sampai mengancam bakal menjadikan jodoh Titik menjauh,” kata Yudi.
Karena tidak ada titik temu, Yudi pasrah. Titik juga tidak mempermasalahkan rencana pernikahannya batal gara-gara persoalan ini. Bagi bapak-anak ini, jodoh di tangan Allah. Manusia sekadar berusaha. Kalau Allah memang tidak menakdirkan Titik menikah vs Antok, ya sudah.
Sejak itu hubungan keluarga Titik dan keluarga Antok terputus. Total. Titik yang menganggap pendidikan dan karier lebih penting ketimbang pernikahan malah merasa mendapat ajang untuk mengekspresikan diri. Perempuan tersebut semakin fokus mengejar cita-citanya meraih gelar doktor pada usia muda.
Makanya, begitu lulus S2, Titik tak menolak tawaran mengajar di kampusnya. Kesempatan ini diambil karena Titik ingin melanjutkan kuliahnya ke S3 di luar negeri, lantas berjuang meraih gelar profesor. (bersambung)