BNNK Ringkus Kurir Sabu dan Pil Dobel L

Sabtu 30-11-2019,06:36 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Mojokerto, Memorandum.co.id - Peredaran Narkoba di Kota Mojokerto dalam ambang batas normal. Sejak awal 2019 hingga saat ini, petugas Badan Narkotika Nasional (BNNK) Kota Mojokerto berhasil menyita 523, 49 gram sabu dan 1.053 butir ekstasi. Dari data yang didapat, dalam kurun waktu 11 bulan terhitung sejak awal 2019 hingga kini, BNN Kota Mojokerto berhasil meringkus dua tersangka dari dua kasus dengan jumlah barang bukti 523,49 gram sabu dan 1.053 butir eksatasi. Jika dibandingkan dengan tahun 2018, jumlah barang bukti yang berhasil diamankan pada tahun ini meningkat drastis. Pada tahun 2018 hanya BNN Kota Mojokerto hanya menyita 2,25gr sabu, uang sebesar Rp 2.080.000, dan handphone sebanyak 5 buah dengan empat tersangka dari tiga kasus. [penci_ads id="penci_ads_4"] Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mojokerto AKBP Suharsi mengatakan, peredaran narkoba di Kota Mojokerto hingga sampai saat ini tetap menjadi ateis. Meski memiliki tiga kecamatan, namun peredaran narkoba di Kota Mojokerto dinilai pada ambang batas. Hasil ungkap BNN selama dua tahun, mengalami kenaikkan dalam jumlah barang bukti, dikarenakan adanya penangkapan bandar besar dan pengembangan jaringan-jaringan yang masuk di Mojokerto, khususnya wilayah kota. "Jumlah BB tahun ini memang fantastis, karena penangkapan kami lebih kepada bandar besarnya dan jaringan-jaringannya. Jadi jumlah tersangkanya hanya sedikit," paparnya. Barang bukti pada tahun ini, lanjut Suharsi, mencapai setengah kilogram sabu, bahkan ribuan ekstasi juga berhasil diamankan dari tangan bandar sabu. Hal ini memperlihatkan, kondisi di kota Mojokerto darurat narkoba. Bahkan peredaran narkoba jenis pil double L maupun ekstasi dengan mudah menyasar pelajar SMA bahkan SMP di Kota Mojokerto.[penci_related_posts dis_pview="no" dis_pdate="no" title="baca juga" background="" border="" thumbright="no" number="4" style="list" align="left" withids="" displayby="tag" orderby="rand"] "Yang dikhawatirkan memang masuknya narkotika jenis Pil double L dan ekstasi di kalangan pelajar khususnya SMP dan SMA.  Selain harganya terjangkau, para pelajar juga dengan mudah mendapatkan," terangnya. Maka dari itu, pihaknya mengimbau agar para orang tua maupun guru terus melakukan pengawasan. "Kalau peredaran sabu, biasanya cenderung menyasar pekerja swasta khususnya sopir kendaraan besar seperti truk, pekerja dunia malam, maupun karyawan pabrik," tandasnya. (no/rif)  

Tags :
Kategori :

Terkait