Pemkot Surabaya Abaikan Taman Peninggalan Risma di Jalan Dukuh Bulak Banteng

Selasa 24-01-2023,15:52 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum

Surabaya, memorandum.co.id - Kondisi taman yang berada di Jalan Dukuh Bulak Banteng, Kelurahan Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran tampak memprihatinkan. Selain gersang, juga banyak sampah plastik yang tercecer. Alat bermain pun tidak representatif. Ada yang sudah rusak. Hal ini membuat taman peninggalan eks Wali Kota Tri Rismaharini tersebut terkesan diabaikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Feris, warga RT 13/RW 8 setempat, menyayangkan kondisi taman sekaligus tempat bermain anak yang berada tidak jauh dari pintu air Tambak Wedi itu. Menurutnya, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya abai dan tebang pilih dalam merawat taman-taman yang ada di Kota Pahlawan. "Seharusnya perawatan taman dilakukan setara dan merata, baik yang ada di tengah kota maupun di kawasan pinggiran. Tetapi nyatanya pemkot dan dinas terkait terkesan mengabaikan dan tebang pilih. Yang dipikirkan hanya taman di tengah kota," ucapnya, Selasa (24/1/2023). Di lokasi, tampak sejumlah anak memanfaatkan alat bermain yang tersedia. Ada ayunan, perosotan, dan jungkat-jungkit. Namun begitu, kondisi alat bermain outdoor tersebut kurang layak. Misalnya, jungkat-jungkit. Handle pengaman untuk pegangan anak sudah patah. Tentu ini sangat membahayakan. Begitu pula dengan kondisi tempat duduk permanen untuk pengunjung. Tampak berantakan, hancur, dan tidak layak. Juga tak ada bak sampah di area taman. "Sebelumnya ada alat bermain untuk bergelantungan (monkey bar, red), tetapi nggak tahu kok sekarang sudah nggak ada. Apa mungkin hilang dicuri atau memang sengaja dibuang oleh DLH," tandas Feris. Sedangkan Sri Lestari, warga lain yang bermukim di sekitar, turut menyayangkan kondisi Taman Pucuk, sebutan masyarakat terhadap taman yang lokasinya berada di pojokan Jalan Dukuh Bulak Banteng itu. "Eman nggak dirawat, padahal kan setiap sore itu selalu ada anak-anak yang bermain walaupun kondisinya kurang bagus. Kadang pagi juga ada anak-anak yang bermain di situ," kata Sri. Catatan lain disampaikan oleh Sri yakni, terkait keamanan. Taman Pucuk beriringan dengan sungai. Akan tetapi, tidak ada pagar pelindung yang mengelilingi kawasan taman. Dibiarkan terbuka. Hal ini lantas dinilainya tidak ramah anak. "Sebagai orang tua tentu khawatir kalau anak bermain di situ, makanya kita perhatikan terus. Semestinya dikasih pagar supaya lebih ramah anak dan aman. Jadi anak-anak bisa bermain dengan bebas," tuturnya. Dengan segala hal yang kurang dari Taman Pucuk tersebut, tak ayal masyarakat menyebut Pemkot Surabaya abai dan terkesan tebang pilih. Pasalnya ketika dibandingkan dengan taman yang lainnya, kondisinya berbeda jauh. Seperti misalnya, Taman Prestasi dan Taman Petekan. Kedua taman itu berdekatan dengan sungai. Namun sudah dilengkapi dengan pagar pembatas. "Asri, teduh, dan ramah anak tidak dimiliki oleh Taman Pucuk ini. Ya kita berharap, pemkot memberikan perhatian terhadap taman-taman yang ada di pinggirian, karena ada banyak anak-anak yang memanfaatkan taman sebagai tempat bermain yang layak," tuntas Sri. (bin)

Tags :
Kategori :

Terkait