Surabaya, memorandum.co.id - Memperingati Hari Ibu, sebanyak 78 karya seni lukis ditampilkan oleh Ikatan Wanita Pelukis Indonesia (IWPI) Jawa Timur di Basemen Alun-Alun Surabaya. Empat lukisan di antaranya karya milik anggota DPRD Surabaya. Yakni, Dyah Katarina (2 lukisan) dan Lembah Setyowati (2 lukisan). Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah, mengaku bangga dengan bakat yang dimiliki oleh rekan legislatifnya itu. Khusnul memberikan apresiasi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perjuangan perempuan tidak lagi berkutat pada urusan domestik, tetapi meluas dan beririsan dalam setiap dimensi kehidupan. "Kita mengapresiasi dan sangat bangga, ya. Sahabat kami, rekan seperjuangan di dewan, memiliki bakat sebagai seorang pelukis di sela-sela kesibukannya sebagai legislatif. Ini tentu menambah warna dan bukti bahwa perempuan itu multitalenta," kata Khusnul, usai bertandang dari pameran IWPI Jatim, Kamis (22/12). Perempuan yang karib disapa Ning Kaka ini pun sempat dibuat terkesima oleh karya lukis yang dipamerkan IWPI Jatim. Terlebih, karya Dyah Katarina yang berjudul Green on Orange. Juga karya milik Lembah berjudul Merah diantara Kuning. Ning Kaka meratapi dalam setiap goresan di atas kanvas itu, yang menunjukkan bahwa kaum hawa itu hebat. Ada jutaan perempuan berdaya di Surabaya. Bahkan tak sekadar jadi perempuan karir, namun juga memiliki peran sebagai seorang ibu. "Bisa jadi IRT, guru, legislatif, bahkan beliau-beliau ini masih menyempatkan untuk menggeluti hobinya di seni lukis. Tentu ini menjadi salah satu kebanggaan kita, kebanggaan saya, perempuan-perempuan hebat. Dan ini kemudian menjadi cara kita untuk membangun kota tercinta ini, yaitu melalui karya dan pengabdian," urai Ning Kaka. Tahun ini, Hari Ibu mengusung tema Perempuan Berdaya Indonesia Maju. Selaras dengan ini, Khusnul lantas mengajak seluruh perempuan, khususnya di metropolis, agar berani menggaungkan spirit Kartini dan mau maju berkreasi. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh IWPI Jatim. "Kendati para perempuan masih ada ruang yang dipandang sebelah mata, tetapi nyatanya para perempuan kita di Indonesia, khususnya di Surabaya itu berdaya. Mereka dengan berbagai kemampuannya telah mendorong pemajuan dan pembangunan. Akhirnya, kota kita semakin hebat," tandasnya. Menurut Ning Kaka, perempuan masa kini telah bangkit dari ketertindasan dan diskriminasi. Srikandi telah bergerak maju. Semakin intens dan membumi. Ada yang bergerak di sektor pendidikan, sosial, dan ekonomi. Lalu ada pula yang berjuang di legislatif. "Terlihat ada sebanyak 30 persen kursi parlemen Surabaya itu merupakan perempuan. Ini menjadi contoh bahwa perempuan di Surabaya itu sangat berdaya. Saat ini, para perempuan berperan aktif membangun Surabaya dan berusaha meningkatkan sumber dayanya. Karena itu, kita harus saling mendorong semangat kartini, semangat berkreasi. Women support women," tuntas politisi PDI Perjuangan ini. Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Surabaya Lembah Setyowati mengatakan bahwa dirinya telah menggeluti seni lukis sejak muda. Dia belajar secara otodidak mulai tahun 1980-an. Lembah seringkali meluki menggunakan cat akrilik dengan aliran ekspresionis. "Ini kita menggunakan cat khusus. Medianya air bukan minyak. Jadi lebih aman, tidak beracun. Untuk yang ini (Merah diantara Kuning) prosesnya cepat. Sehari sudah jadi. Saya menggunakan pisau palet sebagai alat melukisnya," kata seniman yang lebih dikenal dengan sebutan Nunung Harso ini. (bin)
Dua Srikandi DPRD Surabaya Berkarya Lewat Lukisan, Ketua Komisi D Ikut Bangga
Kamis 22-12-2022,10:19 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :