Cinta Kasih Suci Sahabat yang Sempat Diwariskan (2)

Rabu 21-12-2022,10:00 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi

Menurut Udin, sejak SMP memang tampak sekali Untung memendam rasa sayang kepada Muniah. Segala perilakunya selalu ingin melindungi gadis bertubuh lumayan subur itu. Ada peristiwa lucu semasa mereka baru kali pertama menginjakkan kaki di SMP. Waktu itu Udin datang bersamaan dengan Untung karena rumah mereka memang amat dekat. Keduanya duduk-duduk di bawah pohon trembesi yang di halaman sekolah. Saat asyik-asyiknya bergurau, mendadak muncul seorang gadis kecil dengan rambut dikepang dua. Anaknya manis dan menggemaskan. Muniah. Saat sedang melangkah, mak bruk. Muniah tersungkur tersandung batu sebesar kepalan Mike Tyson. Tasnya jatuh, isinya berhamburan. Melihat kejadian itu, spontan Udin dan Untung bergegas menolong Muniah. Celakanya, saking bersemangatnya, kepala Udin berbenturan keras dengan kepala Untung. Mak des… pres! Keduanya pingsan. Guru-guru yang sedang berkumpul di ruangan berhamburan keluar untuk menolong mereka. Muniah malah ditinggal begitu saja, sampai beberapa anak, antara lain Linda, Nurhayati, Amanah, dan Nursiam membantu bocah asal Samarinda itu. Begitu siuman dari pingsan di ruang UKS, Udin dan Untung bukannya mengeluhkan sakit kepala akibat tabrakan tadi. Mereka justru saling pandang dan tertawa terbahak-bahak. “Aku tertawa karena melihat pelipis Untung mbendol sebesar bakpao,” kata Udin, yang tidak menyadari bahwa saat itu keningnya juga abuh sebesar bola pingpong. Itulah rupanya yang ditertawakan Untung. Klop. Kata Udin, kentara sekali Untung sangat menyayangi Muniah. Makanya siapa pun jangan sekali-sekali menggoda Muniah di depan Untung. Badannya yang kekar akan langsung ditempelkan di wajahmu. Bau keringatnya yang asin-asin kecut akan menyesakkan napasmu. Udin pernah iseng-iseng mengambil dan menyembuyikan pensil Muniah dari kotaknya yang lucu bergambar Rina Nose nyengir. Ketika gadis itu menceritakan kehilangan kepada Untung, anak yang jago bahasa Inggris itu seharian turut mencari di mana pensil Muniah. Untung sampai mengancam, barang siapa ketahuan menyembunyikan pensil Muniah, jari-jemarinya akan dipatah-patahkan menjadi 14 bagian. “Jujur aku takut Pakde. Sampai pulang sekolah aku tidak berani mengaku. Bahkan sampai sekarang,” kata Udin, yang lantas menjelaskan bahwa pensil itu dia sembunyikan di ventilasi kamar mandi. Ditambahkan Udin, tidak berebihan kalau Untung sampai mati-matian membela Muniah. Sebab, Muniah anaknya memang baik. Dia selalu berbagi bila memiliki sesuatu. Ringan tangan dan wajahnya tidak pernah sekali pun cemberut. Suatu hari ada kejadian heroik. Untung yang datang ke sekolah agak terlambat berlari-lari kecil menyeberang jalan di depan sekolah. Dari arah kirinya tiba-tiba meluncur sepeda angin sangat kencang dan menabrak Untung. Anak itu terjatuh dan lengannya terluka. Berdarah. Mendadak Muniah menerobos gerombolan anak-anak yang bersiap-siap hendak mengikuti upacara bendera. Dia berlari sambil membuka bajunya untuk dipakai membungkus luka Untung. (jos, bersambung)

Tags :
Kategori :

Terkait