Pemkot Wajib Penuhi Syarat Prokes dan Minimal Peserta Vaksin Dua Dosis

Kamis 15-12-2022,19:29 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Surabaya, memorandum.co.id - Pagelaran tari remo massal dalam jumlah besar dapat mengancam keselamatan peserta yang statusnya pelajar di Kota Surabaya ini. Oleh karena itu, pakar epidemiologi Universitas Airlangga Dr dr Windhu Purnomo MS mewanti wanti agar protokol kesehatan (prokes) diterapkan sangat ketat. "Jadi artinya kasus itu jangan kemudian gara-gara tari remo massal ini kemudian terjadi peningkatan kasus. Oleh karena itu yang penting masker, karena masker ini kan bisa didesain yang bagus seingga tetap menarik meski pakai masker," kata Windhu, Kamis (15/12/2022). Selain memakai masker menurutnya, syarat yang tak kalah penting adalah peserta minimal sudah melakukan vakinasi minimal dua dosis. "Karena penari penarinya ini kan anak anak usianya di atas 6 tahun sehingga sudah bisa dua dosis. Kalau peserta yang baru vaksin satu dosis jangan diikutkan, ini rentan," jelasnya. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa saat ini di Surabaya dan beberapa kota lainnya status masih pandemi, tetapi kondisi Indonesia saat ini semakin membaik. Tingkat penularan juga sudah rendah karena kalau melihat tingkat penularan kan melihat indikator yang namanya bilangan reproduksi efektif itu sudah kurang dari satu. "Jadi hari-hari ini sudah 0,80 persen. Kalau PPKMnya levelnya 1 dan sekarang semakin membaik. Namun tidak bisa dipungkiri  Covid-19 masih ada. Jadi tentu pemerintah kota dalam hal ini dinas pendidikan dan dinas parawisata harus hati hati dalam arti tetap bahwa prokes harus dilakukan karena jumlah pesertanya banyak untuk mendapatkan rekor Muri," beber dia. Menggelar tari remo boleh saja. Karena sekarang mobilitas dan aktifitas masyarakat di area publik sudah boleh. "Tidak apa apa memang. Karena secara umum tingkat imunitas di populasi terutama di Surabaya kan sudah bagus dan cakupan vakinasi dosis selengkapnya kan sudah tinggi. Jadi artinya sudah mendekti 100 persen, artinya perisai dalamnya sudah cukup kuat," ungkap dia. Windhu menjelaskan bahwa di tubuh manusia ada dua. Yakni perisai luar yang merupakan prokes seperti penggunaan masker dan perisai dalam yaitu vaksinasi. "Tingkat vaksiansi di Surabaya bagus sekali. Jadi yang penting sekarang ini perisai luar. Perisai luar ini supaya tidak ada penularan. Jadi semua penari wajib pakai masker. Jadi jangan melihat seperti di piala dunia penontonnya pada tidak pakai masker sehingga ikut-ikutan. Karena memang di banyak negara sudah buka masker di ruang terbuka. Tapi kita jangan dulu, lebih baik tetap konsultatif di dalam pengguaan maskernya," tutur dia. Maski di ruang terbuka, lanjutnya, kalau kumpulan itu masif seperti pagelaran tari remo ini karena mereka jumlahnya besar dan berdekatan, maka dia menyarankan agar memakai masker. "Penarinya semua disarankan untuk mendapatkan dosis lengkap untuk vakinasi. Minimal dua dosis. Jadi harus didata benar benar dulu, bagi siswa yang satu dosis jangan diikutkan," Windhu menghimbau supaya ada pengawasan agar peserta ini mengenakan masker selama acara berlangsung. "Kalau buka-bukaan tetap bisa tertular, tetapi tertular kan tidak selalu sakit. Karena omicron yang varian baru itu kan semuanya gejalanya ringan ," tegasnya Menurutnya maskipun sudah terlindung dari vaksinasi jadi kalau tertular tidak jatuh sakit sehingga masuk rumah sakit bahkan hingga meninggal, tetapi kalau bisa jangan sampai tertular. (alf)

Tags :
Kategori :

Terkait