SIB Kian Sepi, Pedagang Tinggal Belasan yang Bertahan

Selasa 08-11-2022,18:50 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Lantai 2 SIB tampak sepi pengunjung. Surabaya, memorandum.co.id - Sentra Ikan Bulak (SIB) yang diresmikan pada 2012, kondisinya memprihatinkan. Tempat makan dan pusat oleh-oleh yang berada di Jalan Pantai Kenjeran, Kelurahan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak ini tampak sepi pengunjung. Dalam sehari, belum tentu ada yang datang. Salah satu pedagang mamin (makanan-minuman) di lantai 2 SIB, Sumarni mengatakan, dalam sebulan dirinya hanya meraup pemasukan Rp300 ribu. Pendapatan yang terbilang kecil. Kendati tak banyak yang berdagang mamin, namun itu tak menjamin dagangannya laris dibeli. Sebab, SIB benar-benar sepi. “Sangat sepi sekali. Sehari bahkan pernah tidak ada yang beli. Makanya banyak pedagang juga yang pindah,” kata Sumarni, Selasa (8/11/2022). Semula ada puluhan pedagang, kini tersisa belasan. Pedagang enggan berjualan di SIB. Mereka lebih memilih berdagang lebih dekat dengan pesisir pantai lantaran lebih ramai. “Dulu itu ada sekitar 40 lebih pedagang di lantai 2, sekarang paling tinggal 12 pedagang. Banyak yang aras-arasen berjualan di SIB,” ucap Sumarni, yang menjajakan olahan masakan ikan laut ini. Selama lima tahun berdagang, pendapatan paling banyak yang mampu diraupnya mencapai Rp2,5 juta perbulan. Bahkan bila ada even, sehari bisa memperoleh Rp500 ribu. Namun itu dulu. Sebelum pandemi Covid-19. Sekarang, pemasukan para pedagang anjlok. Menurut Sumarni, sepinya SIB dikarenakan masyarakat lebih sreg berada di sekitar pesisir Kenjeran. Lebih dekat dengan pantai. Sedangkan jarak pandang SIB ke pantai cukup jauh. Ini yang kemudian membuat masyarakat enggan ke SIB. Karena itu, rencana pemkot yang merenovasi Taman Suroboyo supaya terintegrasi dengan SIB diamini Sumarni. Harapannya, dapat memantik pengunjung dan meramaikan SIB. “Kita berharap ada solusi dari pemkot untuk meramaikan SIB. Kita berharap renovasi Taman Suroboyo bisa memancing agar pengunjung mau datang ke sini,” harap Sumarni. Ditanya mengenai alasannya tetap bertahan di SIB, pedagang asal Bulak Kali Tinjang ini mengaku dikarenakan untuk mengisi waktu. Selain itu, juga tak dipungut biaya bagi warga yang ingin berdagang di SIB. “Di sini gratis. Jadi daripada nggak ngapa-ngapain ya jualan saja, walaupun pendapatan tidak seberapa tetapi disyukuri,” tuntas Sumarni. (bin)

Tags :
Kategori :

Terkait