Mojokerto, memorandum.co.id - Bupati Mojokerto pimpin Upacara Peringatan Hari Santri Nasional tahun 2022 di Halaman Pemkab Mojokerto. Upacara bertajuk 'Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan'. Upacara juga dihadiri Sekretaris Daerah Kabupaten Mojokerto Teguh Gunarko, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto Setia Pudji Lestari, jajaran forkopimda serta Kepala Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Peserta yang mengikuti upacara yakni 32 personil Banser, 32 personil Kokam, 31 personil Senkom, 31 anggota Ansor, 31 anggota Pemuda Muhammadiyah, 31 Pemudi Fatayat, 31 anggota organisasi Aisyiyah, 31 anggota RMI, serta 31 Siswa MAN 2 Mojokerto. Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, bahwa Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri. Penetapan merujuk pada tercetusnya 'Resolusi Jihad' yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan Kemerdekaan indonesia. "Resolusi jihad ini melahirkan peristiwa heroik 10 November 1945 yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan," katanya, dalam membacakan amanat Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Sabtu (22/10/2022). Bupati menjelaskan, untuk tahun 2022 ini peringatan Hari Santri mengangkat tema 'Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan'. Maksud tema tersebut, bahwa santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. "Ketika Indonesia memanggil, santri tidak pernah mengatakan tidak," jelasnya. Ikfina memaparkan, santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara. Sat ini santri telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam, bahkan mereka menjadi pemimpin negara. "Meski bisa menjadi apa saja, santri tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga agama itu sendiri," jelasnya. Ikfina menegaskan, santri selalu mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap perilakunya. Bagi santri, agama adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi-inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan. "Santri senantiasa berprinsip, bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama," tegasnya. "Apalagi ditengah kehidupan Indonesia yang sangat majemuk," imbuhnya. Menurut orang nomor satu di Pemkab Mojokerto ini, bagi santri menjaga martabat kemanusiaan juga berarti menjaga indonesia. Selain itu, Peringatan Hari Santri bukanlah milik santri semata, tetapi milik bersama, milik semua komponen bangsa yang mencintai tanah air. "Milik mereka yang memiliki keteguhan dalam menjunjung nilai-nilai kebangsaan," ujarnya. Ikfina mengajak semua masyarakat Indonesia, apapun latar belakangnya, untuk turut serta ikut merayakan Hari Santri. "Merayakan dengan cara napak tilas perjuangan santri menjaga martabat kemanusiaan untuk Indonesia," ajaknya. Melalui momen upacara ini ia mengimbau kepada seluruh peserta upacara untuk bersama-sama mendoakan para pahlawan, terutama dari kalangan ulama, kyai, santri yang telah syahid di medan perang demi kemaslahatan bangsa dan agama. "Semoga arwah para pahlawan bangsa ditempatkan yang terbaik di sisi Allah SWT," pungkas Ikfina. (yus)
Pimpin Upacara, Bupati Ikfina: Hari Santri Milik Semua
Sabtu 22-10-2022,15:48 WIB
Editor : Aziz Manna Memorandum
Kategori :