Menteri PUPR: Hasil Audit Stadion Kanjuruhan Ada 7 Rekomendasi

Kamis 13-10-2022,18:42 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Malang, memorandum.co.id - Sesuai arahan dan perintah langsung Presiden Joko Widodo, Menteri Pekerjaan Umum dan Penataan Ruangan (PUPR)  Hadi Muljono harus melakukan audit dan evaluasi terhadap stadion yang digunakan menggelar laga liga 1, 2 dan 3. Ini dilakukan pascatragedi Stadion Kanjuruhan. Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) hampir selama dua pekan melakukan evaluasi di Stadion Kanjuruhan. “Alhamdulilah, hari ini sudah selesai melakukan audit dan evaluasi teknis melalui komite kehandalan bangunan gedung,” terang Menteri PUPR  Hadi Muljono saat mengunjungi Stadion Kanjuruhan, Kamis (13/10/2022). Komite ini beranggotakan pakar struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikal dan plumbing (MEP). Mereka merupakan para pakar yang tahu persis, tentang operasional stadion. Audit serta evaluasi yang dilakukan secara matang dan menuju standar yang diharapkan. Audit itu perlu dilakukan tidak hanya sekedar mencari tahu kondisi Stadion Kanjuruhan dan kejadian tersebut. Harapannya, ke depan tidak sampai terjadi pada stadion yang dipakai untuk laga liga sepak bola. Disampaikan, perintah Presiden RI untuk melakukan audit pada stadion yang dipakai untuk liga yang banyak suporternya. “Hasil audit tim ada tujuh  rekomendasi. Yang tiga terkait terjadinya kecelakaan. Selebihnya terkait bangunan gedung untuk merehab dan merenovasi total Stadion Kanjuruhan,” kata Basuki. Secara keseluruhan tujuh rekomendasi, lanjut menteri PUPR, itu akan dipakai dalam kriteria dalam mendesain Stadion Kanjuruhan untuk dilakukan rehab dan renovasi total sesuai arahan dari Presiden. Memang arahan Presiden untuk melakukan evaluasi terhadap seluruh stadion yang dipakai untuk laga liga baik liga 1 sampai 3. Namun yang lebih utama adalah untuk Stadion Kanjuruhan ini jika tidak dilakukan rehab dab renovasi ke depannya tidak boleh dipakai untuk laga sepak bola. Menteri mengungkapkan tiga rekomendasi terkait mengapa terjadinya tragedi (musibah), rekomendasi pertama mendasar pada tangga. Karena untuk semua (kelas ekonomi) tribun itu tidak ada tangganya, namun langsung tempat duduk dan yang kedua adalah pintu. Penonton yang dari tribun mau keluar apabila langsung dapat kebentur karena tidak ada bordesnya dan bermacam-macam type pintu ada yang harmoni dorong dan swing. Apabila dalam kondisi panik apalagi mungkin gelap pasti akan menabrak pintu, apalagi tangga anak tangga yang curam tidak standar pasti akan jatuh. Demikian juga dengan tinggi dan lebarnya tidak standar, apabila pada saat yang aman-aman saja tidak ada masalah tetapi saat kejadian terjadi penumpukan akibat adanya gas air mata saling berebut untuk keluar. Sedangkan yang ketiga, tidak adanya pintu darurat yang ada hanya pintu service, untuk mobil ambulace atau apabila terjadi kebakaran. Namun,  pintu tersebut tidak bisa diakses oleh penonton (suporter) yang ada di tribun. Meskipun pintunya besar akan tetapi tidak diakses para suporter yang di tribun, ini juga menjadi salah satu penyebab terjadinya musibah tersebut. “Tiga hal itu yang menjadi penyebab faktor utama terjadinya musibah sedangkan yang lainnya terkait pada penerangan kamar kecilnya semua tidak standar, pagar pembatas penonton gampang diloncati,” terang Menteri PUPR. Demikian juga dengan perimeter di luar sudah tidak ada lagi, padahal itu merupakan penyangga yang sangat penting. Jadi penonton yang masuk langsung dihadapkan lapangan, tidak seperti di Stadion Manahan Solo, Patriot Bekasi. Jalan melingkar itu sebagai salah satu bentuk pengamanan, jadi meski pintu dibuka sebelum pertandingan usai yang diluar tetap tidak dapat masuk. Sebagai dasar untuk melakukan evaluasi adalah PP Nomor 16 tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Permenpora no 17 tahun 2001 dan FIFA Gaerline Stadium tahun 2001. Dengan landasan aturan tersebut tim melakukan evaluasi dan hasilnya ada tujuh poin yang akan dirangkum oleh TGIPF untuk selanjutnya dilaporkan pada Presiden RI. Terkait dengan waktu dimulai rehab dan renovasi Stadion Kanjuruhan, Menteri PUPR mengatakan akan dilakukan secepatnya. “Karena harus melakukan desainnya dulu kemungkinan tahun depan bisa dimulai, nantinya payonnya akan dibuat melingkar minimal seperti Manahan Solo,” katanya. Diketahui, bahwa selama ini PUPR sudah melakukan renovasi pada 7 stadion pada tahun 2018, yang disiapkan untuk gelaran Word Cup U-20 tahun 2021. Tapi karena adanya Covid-19 akhirnya tertunda dan akan dilakukan peninjauan ulang terkait 7 stadion tersebut. Selama ini yang dipakai oleh klub pastinya ada pembenahan pada rumputnya karena untuk persiapan Word Cup U-20 tahun 2023. “Sedangkan untuk stadion lainnya masih menunggu rekomendasi dari beliau, yang jelas saat ini persiapan untuk Word Cup U-20 sesuai atas permintaan FIFA,” jelas Basuki. Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyampaikan sesuai arahan Presiden untuk dilakukan evaluasi, minggu lalu pihaknya sudah bertemu dengan semua klub sepak bola dan empat perwakilan para suporter dari Arema, Persija, Persib dan Persebaya. “Semua bersepakat kejadian itu tidak boleh terjadi lagi. Nanti akan kami rumuskan sesuai dengan aturan-aturan yang sesuai dengan UU, suporter didalam UU keolahragaan yang baru ada hak dan kewajiban,” terang Amali. Apabila sudah selesai dirumuskan, nantinya akan disosialisasikan dan akan meminta komitmen pada suporter. Mereka nantinya diharapkan menonton sepakbola secara nyaman, aman, tenang dan sebagainya. Terkait dukungan untuk kemeriahan terserah suporter. “Namun semua itu harus ada batasnya karena semua diatur dalam UU nomor 11 tahun 2022 tentang Olahraga dan segera diimplementasikan oleh klub dan kelompok-kelompok suporter,” kata Menpora. Sedangkan dari Polri saat ini sedang merumuskan aturan SOP tentang pengamanan, standar pengamanan yang mengadopsi dari aturan FIFA, aturan PSSI dan dari internal Polri. Ini agar nantinya menjadi seragam di seluruh Indonesia terkait tentang pengamanan yang standar. Terkait sistem FIFA, juga berkirim surat berisi 5 poin yang harus diperhatikan. Saat ini yang sedang dikerjakan yaitu tentang standar stadion. Sedangkan yang lainnya dilakukan sambil jalan. Rencananya, tanggal 18 Oktober 2022 mendatang Presiden FIFA akan melakukan rapat dengan presiden terkait persiapan Word Cup U-20 tahun 2023. “Saya berharap dari rekomendasi FIFA bisa dilakukan dan kompetisinya bisa berjalan lagi, karena saat ini dilakukan secara paralel oleh menpora, PUPR, Polri saling mengerjakan tugas masing-masing,” jelas menpora. (kid/ari)

Tags :
Kategori :

Terkait