Surabaya, memorandum.co.id - MA Fauzan Al Riyadh Panjaitan, mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Airlangga (Unair) menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Ia berhasil meraih juara II Lomba Cipta Karya Puisi Pesta Daring Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Laki-laki yang akrab disapa Affan itu bercerita, dirinya sangat tertarik dengan kepenulisan puisi sejak SMA. Baginya, menulis adalah satu cara untuk mengekspresikan diri dan mencurahkan emosi. Seiring berjalannya waktu, pandangannya terhadap menulis mulai bertambah. Ia berpikir bahwa menulis adalah cara untuk menyembuhkan diri dan tempatnya untuk berkarya. “Sebenarnya aku termasuk orang yang agak takut kalau karyanya dilihat atau dinilai orang lain. Tetapi, ketika aku ikut berbagai kompetisi dan dapat harapan 2 Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional, Red) tahun 2020 kemarin, itu jadi pemicu semangatku untuk terus menulis dan mencoba berbagai lomba yang ada,” terangnya. Dalam kompetisi Pesta Daring UNJ 2022, Affan mengirimkan sebuah puisi bertajuk Fitur-Fitur Pembaharu dan Sebuah Pesan Langsung yang Menggantung Lehermu. Ia berujar, puisi tersebut menceritakan seseorang yang sedang mengalami depresi hingga bunuh diri akibat fitur-fitur yang ada di media sosial. Karena fitur-fitur itu juga, seseorang kerap kali mendapatkan perilaku yang merugikan, seperti ancaman, ujaran kebencian, bahkan kekerasan seksual. “Saya juga menuliskan sub puisi-puisinya dengan nama-nama fitur di beberapa aplikasi terkini, seperti direct message, voice note, Tinder, dan a thread. Puisi ini saya tulis sebagai upaya saya melihat kondisi di mana banyak sekali orang-orang yang tertipu dan lengah akibat dari penggunaan fitur-fitur di sosial media yang dapat menghancurkan kondisi fisik maupun psikis,” ujarnya. Perihal menulis puisi, mahasiswa asal Jombang itu menyampaikan, dirinya sering mendapatkan tantangan dalam penggunaan tema. Menurutnya, implementasi tema pada setiap perlombaan yang ia ikuti berbeda-beda, terlebih karya sastra seperti puisi yang memang cukup rumit. “Kayak kadang kita merasa bahwa tulisan kita ini sesuai tema, kadang juga merasakan tulisan kita ini offside dari tema. Tentu penglihatan kita dengan para juri juga berbeda. Maka dari itu, perlu kehati-hatian dalam menulis puisi, menggunakan diksi, situasi cerita, serta metafor tertentu sehingga saya maupun orang lain yang membacanya akan menyimpulkan hal yang sama bahwa karya saya adalah bertemakan tentang mental health, misalnya seperti itu,” jelas Affan. Ketua LPM SITUS FIB Unair itu mengatakan, metode yang ia sering gunakan untuk melatih proses kreatifnya adalah mencari waktu tertentu dan menjadikan waktu tersebut sebagai jadwal rutinan untuk menulis. “Selain itu, karena saya tipikal orang yang suka sunyi untuk bisa konsentrasi tinggi, ya, biasanya cari tempat yang nyaman dan cozy untuk menulis ataupun proses kreatif. Kalau sudah nyaman dan sudah bisa berkonsentrasi, saya bisa menulis dengan lancar,” tutupnya. (alf)
Mahasiswa FIB Unair Juarai Lomba Cipta Puisi Nasional
Sabtu 17-09-2022,18:57 WIB
Reporter : Aziz Manna Memorandum
Editor : Aziz Manna Memorandum
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Senin 22-12-2025,13:12 WIB
Tipu Bos CV Sentosa Abadi Steel Rp6,3 M, Arfita Dihukum 26 Bulan Bui
Senin 22-12-2025,12:35 WIB
Pria Gampengrejo Gantung Diri di Teras Rumah Istri
Senin 22-12-2025,09:59 WIB
Borong 22 Medali Emas, Kontingen PSHT Nganjuk Berjaya di Ngawi Championship 1
Senin 22-12-2025,14:53 WIB
Usai Disemprot Bupati, Dishub Tulungagung Kebut Pemasangan Traffic Light di Jalan Teuku Umar
Senin 22-12-2025,15:05 WIB
8 Tahun Melangkah Bersama, Komunitas Line Dance Pasmanbaya Jaga Kebugaran dan Eratkan Silaturahmi Alumni
Terkini
Selasa 23-12-2025,09:31 WIB
Saat Tak Terduga Datang, JKN Hadir Beri Rasa Aman bagi Peserta
Selasa 23-12-2025,09:21 WIB
Gagal Gasak Motor, Pelaku Curanmor di Pucang Jajar Ditangkap Warga Satu Masih Buron
Selasa 23-12-2025,09:00 WIB
Gara-Gara Padel: Hobby Baru yang Menyita Waktu (1)
Selasa 23-12-2025,08:52 WIB
Warga Tempurejo Jember Resmi Miliki Tanah, 1.700 Sertipikat Redistribusi Jadi Simbol Keadilan Agraria
Selasa 23-12-2025,08:49 WIB