Malang, Memorandum.co.id - Para korban perbankan, dugaan penggelapan dengan terdakwa YA (45), warga Jl. Kelapa Sawit, Kota Malang, memberikan kesaksian di Pengadilan Negeri Kota Malang, Rabu (03/07/22). Salah satu korban, Maria menerangkan, sebelumya pada program tabungan deposito keuangan lancar. Permasalahan baru muncul saat di program tabungan FR 88. "Sebelumnya, saya menabung program deposito Bank Mega sejak tahun 2017, tidak ada masalah. Lancar saat pengambilan. Kemudian ditawari program FR 88. Tapi di program itu, saat pengambilan, tidak bisa dicairkan. Jumlahnya, Rp 400 juta, ada bukti tanda terimanya" terang Maria ditemui Memorandum di PN Malang. Saksi korban lain, Lieneke menerangkan, selama menabung tidak pernah terjadi masalah. Walaupun Bilyet Giro, dicairkan langsung ke kantor bank tersebut. "Saya sudah kenal lama dengan terdakwa, sebelumya tidak ada masalah. Saya dikasih program, dan nabung, Rp 100 juta tahun 2020. Katanya janji satu bulan dan ditambah satu bulan lagi. Tapi saat mencairkan tidak bisa," terang Lieneke. Saksi korban lainya, Jong Pongki Tambayong, mengaku kenal dengan terdakwa. "Saya diikutkan program program bank. Deposito dan tabungan. Tapi di terakhirnya, di buku tabungan saya sudah habis. Kerugian saya Rp 425 juta," terangnya. Para korban berharap, uangnya bisa kembali. Karena, terdakwa adalah kepala cabang bank. Sementara itu, kuasa hukum para terdakwa, Maliki menjelaskan, pada sidang lanjutan kali ini dengan agenda mendengarkan keterangan saksi korban. "Sesuai dari Pengadilan, terkait kerugian, uangnya harus kembali. Karena di fakta persidangan, terdakwa mewakili kepala cabang pembantu Bank Mega," terangnya. Lebih lanjut Maliki menjelaskan, bahwa pihaknya, pernah diklarifikasi juga dengan Djoko Tjandra selaku Head Area Bank Mega. "Terkait produk yang diterbitkan, itu memang asli dari Bank Mega. Cuma memang tidak terregister atau tidak tercatat, atas nomor deposito atau SUN dan lainya," terang Maliki. Terpisah, Djoko Tjandra selaku Head Area Bank Mega, saat ditemui Memorandum menjelaskan, bahwa transaksi yang dilakukan terdakwa YA, tidak tercacat. Terdakwa YA (45) yang pada saat peristiwa terjadi, menjabat sebagai kepala cabang bank tersebut. Ia diancam pidana melanggar pasal 372 KUHP jo Pasal 64 ayat (1) jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP. (edr/gus)
Korban Berharap Uang Kembali
Kamis 04-08-2022,08:43 WIB
Reporter : Agus Supriyadi
Editor : Agus Supriyadi
Tags :
Kategori :
Terkait
Terpopuler
Minggu 28-12-2025,16:03 WIB
AJB Milik Samuel Tercatat di Notaris Usai Usir dan Rusak Rumah Nenek 80 Tahun
Minggu 28-12-2025,16:11 WIB
Jejak Bandit Lintas Kota Terhenti di Kedung Cowek Surabaya
Minggu 28-12-2025,15:20 WIB
Babak Baru Kasus Lansia Sambikerep Diusir Puluhan OTK, Polda Jatim Mulai Periksa Nenek Elina
Minggu 28-12-2025,20:08 WIB
Dalami Kasus Perusakan Rumah Nenek Elina, Polisi Janji Bekerja Sesuai Prosedur dan Profesional
Minggu 28-12-2025,19:46 WIB
Viral Kasus Nenek Elina, Senator Lia Ingatkan Bahaya Mafia Tanah dan Adu Domba Warga
Terkini
Senin 29-12-2025,14:32 WIB
Polisi Gerebek Kafe Remang-remang di Lowayu Gresik, 2 Wanita dan Puluhan Botol Miras Diamankan
Senin 29-12-2025,14:29 WIB
Jalani Laga Debut Bersama Persebaya, Koko Ari Araya Bahagia
Senin 29-12-2025,14:26 WIB
Wisatawan Bromo Minati Lewat Tosari, Kapolres Pasuruan: Pengamanan Terus Dilakukan
Senin 29-12-2025,14:24 WIB
Gerbang SNBP 2026 Dibuka, Kadindik Jatim Bidik Barometer Prestasi dan Minta Tak Ada Manipulasi Data
Senin 29-12-2025,14:21 WIB