Atasi Banjir di Pakal, Pemkot Bangun Tanggul Kali Lamong

Kamis 07-11-2019,08:15 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Surabaya, Memorandum. co.id - Ancaman banjir bandang akibat luapan Kali Lamong masih menghantui warga Kelurahan Sumberrejo dan Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal. Untuk itu Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya akan membangun tanggul di kawasan Surabaya Barat ini. Kepala Bidang Pematusan, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Syamsul Hariadi mengatakan, pembangunan tanggul di Kali Lamong sebetulnya sudah  dilakukan tiga tahun lalu. “Tapi, kemarin jebol yang menyebabkan banjir di Sumberrejo,” ungkap dia. Syamsul mengungkapkan, panjang tanggul yang dibuat rencananya 8,5 km. Saat ini yang sudah dibuat panjangnya mencapai 2,5 km, dengan ketinggian tiga meter. Sesuai arahan Wali Kota Tri Rismaharini, ketinggian tersebut akan ditambah satu meter di sisi-sisinya, sehingga nantinya diperkirakan ketinggian mencapai enpat meter. “Mudah-mudahan kuat. Di beberapa titik yang kemarin jebol dipasang bronjong, batu kali yang diikat dengan kawat. Mungkin sekitar 100 meter pakai bronjong. Di titik-titik yang jebol dipasangi semua,” papar dia. Lebih jauh, Syamsul mengatakan, dengan tanggul sepanjang 2,5 kilometer, bisa dibuat pintu air. Dengan terpasangnya pintu air, diperkirakan kawasan Tambakdono bebas luberan air dari Kali Lamong.“Dengan adanya pintu air, air tidak bisa masuk ke areal permukiman warga. Insya Allah tidak tergenang lagi,”ujar dia. Selain itu, Syamsul menuturkan, pemkot akan  membangun rumah pompa di sana. Ada tiga unit pompa dengan kapasitas masing-masing tiga meter kubik. “Tahun ini kita beli satu pompa dulu,” tandas Syamsul. Dia membeberkan, pompa yang dibangun di areal tanggul Kali Lamong melayani daerah tangkapan air, mulai dari Benowo, Sumberrejo, Sumber Jaya dan Jalan Jurang Kuping. DPUBMP menargetkan pada 2021, pembangunan tanggul, bozem, dan pompa air, di sekitar Kali Lamong selesai. Dengan begitu, beberapa daerah rawan genangan di wilayah Surabaya Barat bisa teratasi. Selain itu, Syamsul menyebut, pihaknya juga membangun bozem. Pembangunan bozem tersebut memanfaatkan bekas tanah kas desa (BTKD). Luasan tanah yang digunakan untuk bosem sekitar 2,2 hektare. (udi/dhi)  

Tags :
Kategori :

Terkait