Cemburu, Arek Punk Keroyok Pemuda Driyorejo

Selasa 05-07-2022,21:22 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Nur Sadino alias Nano dan PBD menunggu diperiksa penyidik di Polsek Karangpilang. Surabaya, memorandum.co.id - Gegara cemburu pacar bertemu dengan teman chatting, sekelompok pemuda punk menganiaya Septian (24), asal Desa Bambe, Driyorejo, Gresik. Akibat pengeroyokan di SPBU Jalan Mastrip, yang dilakukan Nur Sadino alias Nano (21), asal Sidowungu, Desa Sidowungu, Menganti, Gresik, bersama ketiga temannya, korban menderita luka robek di kepala, lebam di pipi, dan memar di tulang pipi kanan. Tidak terima dengan perbuatan itu, selanjutnya korban melapor ke Mapolsek Karangpilang. Hingga akhirnya Nano bersama dua temannya, PBD (18), warga Jalan Kemlaten, Karangpilang, dan Agus Putra (24), asal Desa Ploso Kerep, Sumobito, Jombang berhasil ditangkap. Sedangkan satu lagi Jonathan hingga kini masih buron dan ditetapkan sebagai daftar pencarian orang (DPO). "Ketiga terduga pelaku kami tangkap di warung kopi di Kebraon," kata Kanitreskrim Polsek Karangpilang Iptu Gogot Purwanto, Selasa (5/7). Mantan Kanitreskrim Polsek Tandes itu mengungkapkan, bahwa motif dari pengeroyokan itu karena Nano cemburu kepada pacarnya setelah janjian bertemu dengan pemuda kenalannya di SPBU. "Terduga pelaku (Nano) cemburu mengetahui setelah membuka pesan di inbox Facebook maupun di HP milik pacarnya. Bahkan HP pacarnya mau dibanting," jelas Gogot. Sementara itu, terduga pelaku Nano mengungkapkan, kejadian pengeroyokan bermula Amoy, pacarnya mencari informasi pekerjaan yang di-posting di FB. Posting-an itu, dikomentari Septian dan berjanji menawari pekerjaan sebagai penjaga warkop di Kebraon. Karena butuh pekerjaan, Amoy tertarik dan saling chat di pesan masuk (inbox) dengan Septian. Bahkan mereka sempat janjian bertemu di warkop di daerah Kebraon. "Sewaktu bertemu di warkop itu, ada saya dan teman-teman. Membicarakan masalah pekerjaan jaga warkop," ungkap Nano kepada memorandum.co.id. Setelah pertemuan itu, akhirnya Amoy dan Septian mendatangi warkop yang dimaksud untuk melamar. Namun, setelah keduanya keliling, Septian mengaku tidak ingat warkopnya di daerah mana. "Dari sini kata pacar saya diajak minum oleh korban di warkop. Tidak tahu dikasih minuman jenis apa, setelah itu kepalanya jadi pusing dan minta pulang," kata Nano. Usai dipulangkan, Amoy kemudian memberitahu Nano kejadian yang baru dialaminya. Karena penasaran, lantas menyuruh Amoy untuk meng-inbox Septian di FB. "Saya saja pacarnya benar-benar menjaga, ini malah diberi minuman. Saya langsung menyuruh pacar menghubungi dia (Septian) di FB," jelas pemuda yang wajahnya dipenuhi tato ini. Tapi Septian mengelak memberinya minuman yang dicampuri lain yang membuatnya pusing. Tapi penjelasan korban tidak membuatnya percaya. Agar jelas, Nano menyuruh Amoy mengajaknya bertemu di SPBU Jalan Mastrip pada Rabu (29/6) sekitar pukul 17.00. Sampai di SPBU, Septian menunggu lama namun tidak kunjung datang. Malahan yang datang Nano dan Agus Putra. Saat terjadi perbincangan dengan, dia mendapatkan penjelasan sama dari korban. "Emosi lalu saya dan teman memukul kepalanya. Tiba-tiba datang Jonatan dan PBD langsung mengeroyok korban. Saya tertegun, bingung. Lalu saya melerainya," terang Nano. Akibat pengeroyokan itu, korban menderita luka robek di kepala bagian belakang dan atas, lebam di pipi sebelah kiri, memar di tulang pipi kanan. Merasa tidak ada titik temu dan usai mengeroyok korban, masing-masing kemudian pulang. Ternyata diam-diam, Septian melapor ke Mapolsek Karangpilang. Setelah mendapatkan laporan, polisi akhirnya menangkap Nano, PBD dan Agus Putra di warkop Kebraon. "Saya jengkel dengan korban karena memberinya minuman yang membuat kepalanya jadi pusing, takutnya diapa-apakan dengan dia,” ujarnya. Nano mengungkapkan, Amoy merupakan cewek yang baru dikenalnya empat bulan lalu di Indramayu. Di Surabaya ingin mencari pekerjaan. Selama di sini Amoy tinggal di rumah kakak Nano di Kebraon. (rio)

Tags :
Kategori :

Terkait