Kasus DBD Jatim Tertinggi

Selasa 05-11-2019,08:15 WIB
Reporter : Syaifuddin
Editor : Syaifuddin

Surabaya, Memorandum.co.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim mengimbau kepada masyarakat agar berpartisipasi dalam menekan kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). “Gerakan satu rumah satu jumantik yakni memberdayakan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan, pemantauan, pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti dan albopictus di rumah tinggal/instansi/institusi,”kata Kepala Dinkes Jatim Kohar Hari Santoso, Senin (4/11). Kohar mengatakan, pada 2019 periode Januari hingga September penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Jatim  16.764 orang. Sedangkan kematian akibat DBD 169 orang. Mengingat musim hujan akan tiba, salah satu upaya pencegahan yang bisa dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat untuk menekan kasus DBD adalah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M plus yaitu menguras, menutup, tempat penampungan air, dan menyingkirkan/memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas secara rutin di tempat tinggal masing-masing minimal seminggu sekali plus menghindari gigitan nyamuk. Sebagai informasi, Jatim kembali menduduki peringkat tertinggi dalam kasus DBD di Indonesia. Data sementara yang dihimpun Kementerian Kesehatan dari awal tahun hingga 29 Januari 2019 menunjukkan, jumlah kasus DBD di Jatim  mencapai 20 persen dari total laporan kasus yang diterima dari seluruh Indonesia, yaitu 13.683 kasus. Berikut 10 provinsi dengan jumlah kasus DBD tertinggi selama sebulan terakhir: Jatim (2.657 kasus), Jabar (2.008 kasus), NTTimur (1.169 kasus), Jateng (1.027 kasus), Sulawesi Utara (980 kasus), Lampung (827 kasus), DKI Jakarta (613 kasus), Sulawesi Selatan (503 kasus), Kalimantan Timur (465 kasus), dan   Sumatera Selatan (353 kasus).(why/dhi)

Tags :
Kategori :

Terkait