Tulungagung, memorandum.co.id - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Rejotangan, per 7 April 2022 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ristek sebagai SMK pusat keunggulan di bidang rekayasa dan manufaktur.Hal itu disampaikan oleh Kepala SMKN Rejotangan, Drs Masrur Hanafi MM. Menurutnya, tugas dari satuan pendidikan SMK kalau sudah ditetapkan sebagai sekolah pusat keunggulan, adalah memaksimumkan serta mensignifikankan jumlah keterserapan ke dunia kerja itu 80 persen dari total lulusan. “Jadi yang paling diutamakan bagaimana murid SMK itu setelah lulus bekerja. Dan menjadi tugas kita 80 persen dari jumlah lulusan harus terserap, plus di dalamnya ada yang menjadi wirausaha,” paparnya, Sabtu (21/5/2022) kemarin. Masrur Hanafi menjelaskan, untuk SMKN Rejotangan adalah paling gampang menyiapkan lulusan yang siap bekerja. Sebab lembaga sekolah ini didukung tenaga pendidik dan kependidikan profesional serta berkompeten di bidangnya. “Maka di sini (SMKN Rejotangan) dicetak bagaimana pelaksanaan kurikulum itu tidak teoristis, tapi kontekstual. Berpusat siswa, dan berpusat kepada standart operasional prosedur budaya kerja. Misalnya yang dibutuhkan suatu perusahaan itu apa bidang kerjanya, itu yang kita garap mulai anak-anak kelas 1 sampai kelas 3,” ujarnya. Dikatakan Masrur Hanafi, saat ini sudah banyak siswanya yang belum lulus sekolah tetapi telah diminati oleh perusahaan-perusahaan. Kondisi ini disebut Hanafi sebagai sistem ijon. Yaitu perusahaan merekrut calon karyawan meskipun yang bersangkutan masih berstatus pelajar. “Sistem ijon itu juga melalui seleksi yang ketat,” ucapnya. Dan dalam waktu dekat, masih menurut Masrur Hanafi, setidaknya ada 53 perusahaan akan datang merekrut murid-murid SMKN Rejotangan untuk dijadikan pegawai atau karyawannya. “Kebanyakan perusahaan dari luar Tulungagung,” tambah dia. Selain perusahaan dalam negeri, SMKN Rejotangan juga menyiapkan lulusannya agar dapat diterima bekerja di luar negeri. Untuk itu, pihak sekolah juga membekali skill (keahlian) dan kemampuan berbahasa sesuai negara tujuan. Tahun ini ada 60 anak yang minat ke luar negeri. Kemudian supaya anak punya budaya kerja dan budaya sebenarnya di tempat bekerjanya, sekolah memberikan pelatihan-pelatihan. "Untuk ke luar negeri, seperti negara Jepang contohnya, itu skill anak levelnya harus N4, atau memenuhi suatu kelayakan. Baik itu kompetensi kerja, kompetensi soft skill, dan kompetensi budaya harus memenuhi. Itu menjadi syarat utama untuk dapat kerja ke luar negeri,” tutur Hanafi. Pihaknya menargetkan, ke depan anak-anak lulusan SMKN Rejotangan bisa terserap semua ke dunia kerja sampai 100 persen. Meskipun terkadang juga ada kendala. “Kendala tentu ada. Semisal, anak sudah melakukan interview dengan perusahaan dan diterima bekerja, tetapi oleh orang tuanya tidak diizinkan. Dan itu menjadi tugas kita dengan mendatangkan orang tuanya ke sekolah untuk membicarakan hal tersebut,” ungkapnya. Sekali lagi, Masrur Hanafi bertekad membawa SMKN Rejotangan menghasilkan lulusan yang handal dan siap bekerja baik di perusahaan dalam negeri maupun luar negeri. “Doa serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat, khususnya dari wali murid sangat kita butuhkan untuk mencapai target itu,” pungkasnya. (kin/mad)
SMKN Rejotangan Menuju 80 Persen Lulusan Terserap ke Dunia Kerja
Minggu 22-05-2022,20:52 WIB
Editor : Syaifuddin
Kategori :