Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya
Suswati (35, bukan nama sebenarnya) bekerja di sebuah bank swasta papan atas. Posisinya lumayan. Sebagai funding officer (FO). Dia mengaku terjerumus ke dunia LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) karena pengaruh salah satu nasabahnya.
Suswati menghadapi buah simalakama. Dimakan, dia terancam dipecat dari tempat kerja. Tidak dimakan, dia rawan terjerumus ke dunia yang selama ini tidak pernah diangan-angankan.
Kini suaminya, sebut saja Jono (38), kabarnya sudah mendengar masalah yang dia hadapi, bahkan sedang mengonsultasikan masalah tersebut dengan pengacara yang biasa berpraktik di Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya.
“Anda tahu tugas FO?” tanya pengacara tadi saat bertemu Memorandum di sebuah kafe kawasan Rolak, Karah, beberapa waktu lalu.
“Ya, mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya, yang kemudian diputar lagi oleh bank dalam bentuk kredit kepada nasabah,” jawab Memorandum, yang kebetulan kenal dekat dengan FO Bank BCA saat bertugas di Lamongan, beberapa tahun silam.
Pengacara yang pernah menjadi rekan Memorandum di sebuah media massa itu, sebut saja Solikin, menjelaskan bahwa Suswati terjebak dalam tugas. “Dia punya seorang nasabah kelas kakap. Dana yang disimpan di bank Wati mencapai puluhan miliaran dalam bentuk uang cash maupun emas lantakan,” kata Solikin.
Sebagai seorang FO, Suswati juga dibebani tanggung jawab merawat nasabahnya agar tidak mengalihkan dananya ke bank lain, atau mengurangi dana simpanan untuk investasi lain.
Di sinilah terbentang lubang menganga yang sewaktu-waktu bisa menjerumuskan langkah seorang FO. Demikian juga Suswati. Suatu waktu nasabah tersebut, sebut saja Eli Can, mengaku tertarik membeli lahan di Kalimantan, yang kabarnya bakal jadi lokasi pindahan ibu kota Jakarta.
Wati kebingungan. Sebab, rencananya Eli bakal menarik lebih dari separuh dana. Ketika kabar ini terdengar atasan Wati, perempuan cantik yang wajahnya sangat mirip Shin Min Ah, pemeran utama drama Korea My Girl Friend is Guminho, ini dipanggil.
Wati setengah diancam. Kalau Eli sampai benar-benar mengambil sebagian besar dananya, Wati bakal dipertimbangkan posisinya di bank. Kini giliran Wati yang panas dingin.
Suatu ketika Eli mendatangi kantor Wati untuk membicarakan penarikan dana. “Jujur aku bingung. Rasanya tidak menginjak tanah. Kepala nyut-nyutan,” kata Wati seperti ditirukan Solikin.
Rupanya kondisi Wati yang demikian ditangkap Eli. Dia segera memberikan ide untuk membicarakan masalah tersebut di luar kantor. Agar lebih santai. Akhirnya disepakati pertemuan ditunda dan dialihkan ke sebuah kafe.
Mendengar ini, Wati berharap Eli bisa dipengaruhi agar mengurungan niat menarik dananya. “Tapi, ada sesuatu hal lain yang juga dikhawatirkan Wati,” kata Solikin, yang menambahkan bahwa Wati khawatir dijebak dan dipaksa masuk komunitas LGBT Eli. (bersambung)