Malang, Memorandum.co.id - Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya sukses mengangkat tema Air Tanah Demi Masa Depan untuk memperingati Hari Air Dunia 2022. Tema tersebut diadaptasi dari tema World Water Day 2022 yang diberikan oleh UN Water yaitu Groundwater: Making The Invisible Visible.
Peringatan Water Day 2022 yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Pengairan di bawah naungan Departemen Teknik Pengairan memiliki tiga sub-acara yang bertujuan agar masyarakat melestarikan air tanah.
Ketiga sub-acara tersebut adalah Groundwater Campaign, Groundwater Project, dan Groundwater Festival. Dalam ketiga sub-acara tersebut Water Day 2022 memberikan kampanye pentingnya air tanah, aksi nyata untuk mengatasi permasalahan air tanah, dan edukasi melalui pembahasan permasalahan air tanah serta solusinya dengan narasumber-narasumber yang kompeten di bidang air tanah.
Groundwater Campaign merupakan kegiatan kampanye mengenai air tanah kepada masyarakat dalam bentuk edukasi dan kolaborasi. Terdapat dua kegiatan kampanye yang terdiri atas Education Campaign yaitu kampanye yang disampaikan melalui media sosial dan media reklame, serta KERTAS (Kampanye Air Tanah ke Sekolah) yaitu sosialisasi kepada pelajar SMA/MA sederajat. Dari kegiatan KERTAS sendiri memberikan edukasi secara langsung kepada pelajar dengan dikemas secara menarik untuk memberikan pengetahuan terkait air tanah.
Temu Sulistiono, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMAN 1 Bululawang yang menjadi tempat KERTAS dilaksanakan mengatakan bahwa adanya sosialisasi ini dapat membuat siswa lebih mengenal air tanah, memahami penggunaan air tanah, dan menyadari penggunaan air tanah secara bijak.
Groundwater Project menjadi acara dari Water Day 2022 untuk memberikan aksi nyata kepada masyarakat yang dilakukan di Desa Pagak, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Aksi nyata yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi lubang resapan, pemasangan biopori, drumpori, penanaman bibit pohon, dan kerja bakti. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang di masa mendatang.
Menurut Amin Nurhayati selaku guru SMPN 2 Pagak kegiatan yang dilakukan bagus dan efektif, namun waktu dua hari yang diberikan untuk melaksanakan kegiatan tersebut dinilai masih kurang. Namun, kegiatan yang dilakukan terutama sosialisasi membuat siswa SMPN 2 Pagak memahami pentingnya pelestarian air tanah dan biopori yang diberikan bermanfaat untuk mengurangi genangan yang ada di SMPN 2 Pagak. Terdapat pendapat lain dari Sekretaris Desa Pagak, yaitu Naroji bahwa kegiatan yang dilakukan sangat bermanfaat dapat dilihat antusias dari masyarakat dalam rangka peduli terhadap lingkungan.
Groundwater Festival merupakan puncak dari kegiatan Water Day 2022 yang berupa talkshow online dengan membahas air tanah secara menyeluruh dari segi kondisi air tanah, permasalahan air tanah akibat adanya perkembangan pembangunan, serta solusi yang diberikan oleh pemerintah maupun aksi yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk melestarikan air tanah.
Talkshow ini dinarasumberi pihak-pihak yang kompeten di bidang air tanah mulai dari akademisi, instansi pemerintah, dan LSM yang menjadi wakil dari masyarakat. Narasumber yang dihadirkan yaitu akademisi dari bidang pengairan maupun geologi, instansi dari Kementerian ESDM dan Kementerian PUPR, dan LSM yang fokus membahas mengenai keairan. Selain itu, terdapat acara hiburan yang diberikan berupa musik dan stand up comedy.
“Kegiatan yang dilakukan sangat bagus, pembahasan materinya pun dilakukan dengan orang-orang yang paham betul terkait air tanah. Lebih keren lagi kalau offline!.” Ucap Eka Yulianti selaku host dalam kegiatan Groundwater Festival Talkshow.
Sama halnya dengan Eka Yulianti, Guest Star dari Water Day 2022, Karim Sujatmiko menilai kegiatan ini menarik dan sukses. Karim mengaku menyaksikan talkshow ini mulai dari awal dan tertarik dengan bahasan sumur injeksi yang dibuat oleh salah satu narasumber Groundwater Festival Talkshow yakni Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS, IPU.
Selain dari host dan guest star, menurut Dr. Taat Setiawan, S.T., M.T. selaku narasumber, kegiatan ini dinilai luar biasa dalam meriahkan Hari Air Dunia. Tema air tanah yang diangkat sangat menarik karena air tanah sendiri diperdalam oleh pengairan bukan hanya geologi saja. Kegiatan ini dapat menjadi langkah awal masyarakat untuk mengetahui kondisi air tanah, sehingga masyarakat juga dapat melestarikan air tanah.
Acara ini juga banyak diapresiasi oleh masyarakat terutama di ahli air tanah di Perhimpunan Ahli Air Tanah Indonesia (PAAI).
Dengan kata lain, rangkaian kegiatan untuk memperingati Water Day 2022 yang dibawakan Himpunan Mahasiswa Pengairan di bawah naungan Departemen Teknik Pengairan dinilai sukses dalam tujuan yang ingin dicapai. Masyarakat yang berpartisipasi pun berharap kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai disini melainkan dapat berlanjut agar memberikan lebih banyak manfaat kepada lebih banyak orang lagi.
Selain itu, kerjasama yang telah dilakukan diharapkan dapat berlanjut untuk sama-sama menjaga kelestarian air tanah. Begitu pula dengan masyarakat yang diharapkan dapat terus menjadi tombak utama dalam pelestarian air tanah ini di masa mendatang. Save Groundwater, Save Our Future! (*)